Sampai di ibukota Oman, menyewa kamar hotel, dia beristirahat sejenak. Lalu menyiapkan segala sesuatu sebelum terjun ke lapangan. Kemudian menemukan seorang pengantar yang membawa dirinya menjelajah pelosok negeri kesultanan. Sambil mencium aroma sejarah minyak esensial yang panjang melintas abad ke abad.
Dia telah mengulas buku-buku tentang agama Kristen, Islam, antropologi, budaya, dan sejarah selama enam tahun dengan Publisher’s Weekly, Houston Chronicle, Reading Religion dari American Academy of Religion, dan publikasi ilmiah dan populer lainnya.
Hingga saat ini Ken telah membahas dan mengulas lebih dari 125 buku dan monograf.
Ken adalah penulis pemenang penghargaan tentang agama, perjalanan, dan budaya. Namanya tampil di Newsweek, Salon, The Los Angeles Times, The Washington Post, The Chicago Tribune, Religion News Service, The Guardian, Christianity Today, Religion Unplugged, AFAR Magazine, The Raw Story, The Times of India, USA Today, Sojourners Magazine, The Daily Dot, Sightings dari Universitas Chicago, Deseret News National, Christian Century, The Houston Chronicle, US Catholic, RealClear Religion, Epicenter Magazine, The Living Church, The Gainesville Sun, The Lutheran (Australia), HUM Magazine, Indo-American News, LCEF Leader-to-Leader, The Olive Tree (New Zealand), The Lattice Journal, dan publikasi lainnya.
SS:
Mengapa Anda menuliskan cerita ini?
KC:
Cerita ini untuk majalah AramcoWorld dan tugas saya adalah membantu menunjukkan bagaimana minyak esensial telah bergerak dari “Timur” ke “Barat.” Ada banyak minyak berbeda yang datang dari berbagai tempat di dunia dan saya ingin membantu menceritakan kisah tersebut.
Dengan begitu, orang yang menggunakan minyak esensial di “Barat” dapat lebih memahami konteks sosial, historis, budaya, ekonomi, politik, dan agama dari minyak yang mereka gunakan.
Sayang, waktu dan ruang tidak memungkinkan untuk artikel menggambarkan semua minyak dan segala kisah mereka, tetapi saya mencoba membuat minyak “menjadi hidup” bagi pembaca dan bagi mereka untuk mengenali penggunaan minyak esensial dari waktu ke waktu dan di seluruh dunia.
Melihat penggunaan minyak esensial selama longue durée (zaman yang panjang) dan dari perspektif global dapat membantu kita lebih memahami mengapa populer saat ini, apa artinya bagi mereka yang menggunakannya, dan bagaimana meskipun ilmu pengetahuan tentang itu jauh dari pasti, minyak ini telah lama digunakan sebagai bentuk pengobatan primer oleh mereka yang mampu membelinya.
Ini juga membantu men-de-eksotiskan minyak setelah Anda mengetahui lebih banyak tentang latar belakang dan sejarah. Saya harap para pembaca melihat bahwa minyak esensial tidak hanya sekedar iseng saja, tetapi sesuatu yang sudah lama digunakan manusia.
Bagian manusiawi dari cerita itu sangat menarik bagi saya dan saya harap artikel ini membantu mempersonalisasikan minyak esensial dan penggunaannya sehingga tidak hanya produk atau bahan bagi mereka yang menggunakannya atau mendengarnya dari teman, keluarga, atau di berita.
Saat dunia disibukkan oleh ulah Donald Trump, ancaman Kim Jong Un, kenakalan Iran dan ketika Cina menepis putusan pengadilan internasional pada kasus sengketa Laut Cina Selatan melawan Filipina, serta misteri hilangnya pesawat MH70 Malaysia belum terkuak.
Di waktu yang sama, Chitwood asyik memburu berbagai petunjuk di Muscat, Los Angeles, dan Michigan untuk mengisi tanda baca titik-titik dalam rangkaian tulisan yang telah dia rancang. Dunia yang besar pun segera berubah sekecil botol minyak esensial.
Chitwood juga seorang teolog, pemuka agama dan pembicara populer Lutheran yang berpikiran maju yang aksen ‘glokal’ Kristen abad ke-21.
Sebagai “teolog tanpa batas,” minatnya meliputi teologi global, pelayanan multi-budaya, dan kontekstualisasi doktrin dan praktik melintasi batas-batas agama, perbatasan fisik, dan hambatan budaya.
Menjalin itu semua bersama konteks sejarah, penafsiran masyarakat, dan dosis humor ironis yang jujur, Ken berbicara dengan kekuatan, cinta, dan pikiran yang sehat.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.