MAROS — Di tengah masih tingginya prevalensi stunting di Kabupaten Maros, sekelompok mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) hadir membawa harapan.
Melalui program Mahasiswa Unhas Berkarya 2025 bertajuk Sipatokkong BerNutrisi, mereka melaksanakan kegiatan SKOR CILIK (Skoring Risiko Cegah Stunting pada Anak Kecil), yang bertujuan mendeteksi dini risiko stunting serta mengedukasi para ibu tentang pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak.
Kegiatan berlangsung di Kantor Desa Marumpa, Kecamatan Marusu, pada Jumat, 4 Juli 2025, dengan diikuti 16 balita bersama ibu mereka.
Di bawah bimbingan Ryryn Suryaman Prana Putra, S.KM., M.Kes., dan dukungan dari berbagai pihak, mahasiswa menyelenggarakan kegiatan ini sebagai bentuk intervensi promotif dan preventif dalam rangka menurunkan angka stunting yang tercatat masih tinggi di wilayah Puskesmas Marusu, yakni 27,8% per Februari 2025.
Dengan semangat pengabdian, mahasiswa melibatkan diri secara langsung. Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan secara cermat, lalu dianalisis menggunakan Kartu Skoring Risiko Stunting, alat bantu praktis yang memudahkan identifikasi kondisi gizi anak.
Setiap ibu diberikan penjelasan secara personal mengenai status tumbuh kembang anak mereka, disertai dengan edukasi mengenai pola asuh, pemenuhan gizi seimbang, pentingnya sanitasi, serta perlunya pemantauan pertumbuhan secara berkala.
“Anak-anak kami sering sakit dan susah makan. Tadi saya baru tahu tinggi dan berat badan anak saya ternyata kurang ideal. Tapi sekarang saya juga tahu harus masak apa dan bagaimana mengatur makanannya,” ungkap seorang ibu peserta yang merasa terbantu dengan edukasi yang diberikan.
Lintas Disiplin, Pendekatan Kolaboratif
Kegiatan ini dipimpin oleh Fania Dian Ananta dari Departemen Kesehatan Lingkungan, bersama 14 mahasiswa lintas departemen di FKM Unhas, seperti Ilmu Gizi, Manajemen Rumah Sakit, Epidemiologi, K3, Biostatistik, dan AKK.
Komposisi tim yang beragam ini mencerminkan pendekatan interdisipliner yang kuat dalam menanggulangi isu kesehatan masyarakat.
Kehadiran mereka didukung oleh Kepala Desa Marumpa, Kepala Puskesmas Marusu, bidan desa, serta kader Posyandu yang turut membantu pelaksanaan kegiatan. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi kekuatan utama dalam menjangkau masyarakat secara menyeluruh.
Program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 2: Zero Hunger, melalui upaya pemenuhan gizi seimbang dan edukasi pangan lokal, dan SDG 3: Good Health and Well-being, dengan intervensi kesehatan yang menargetkan anak usia dini.
Melalui SKOR CILIK, mahasiswa tidak hanya hadir membawa pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kolektif tentang pentingnya perhatian sejak awal terhadap kesehatan anak sebagai investasi jangka panjang.
Apresiasi dan Harapan Keberlanjutan
Bidan Desa Marumpa mengungkapkan apresiasinya terhadap kegiatan ini.
Dalam wawancara seusai kegiatan, ia berkata, “Saya harap kegiatan ini tidak berhenti di sini. Pemantauan tumbuh kembang harus terus berlanjut. Kegiatan seperti ini seharusnya bisa dilakukan juga di desa-desa lain,” ujarnya.
Pernyataan tersebut menjadi pengingat bahwa intervensi mahasiswa bukan sekadar program temporer, tapi bisa menjadi model yang direplikasi dan dikembangkan lebih luas.
Melalui kegiatan SKOR CILIK, mahasiswa FKM Unhas menanamkan optimisme bahwa pencegahan stunting tidak hanya tugas pemerintah atau tenaga kesehatan, tapi juga merupakan panggilan kontribusi dari kalangan akademik.
Dengan menyatu bersama masyarakat, mendengar langsung persoalan di lapangan, dan menawarkan solusi berbasis ilmu pengetahuan, mereka membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah sederhana—dan dari desa. (*)
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.
