Makassar, SULSELSEHAT — Tren penularan kasus virus corona atau Covid-19 di Sulawesi Selatan dianggap tidak terdeteksi dan sulit di klaster. Hal ini lantaran proses penularannya terjadi lewat transmisi lokal atau antar komunitas.
Menurut Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel Prof Ridwan Amiruddin, penularan Covid-19 sebagian besar terjadi pada kelompok rentan dengan usia kerja antara 20 hingga 45 tahun.
Sehingga untuk menekan penularan pemerintah diharap lebih memaksimalkan peran RT/RW sebagai garda terdepan dalam upaya pengendalian Covid-19, utamanya pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan.
“Pemerintah kota lebih mengaktifkan peran RT/RW, meningkatkan peran aktif seluruh pelaku usaha. Selain itu melibatkan secara maksimal peran masjid untuk memastikan semua masjid sudah menerapkan protokol kesehatan. Termasuk pula seluruh pasar sudah harus dipastikan menerapkan protokol kesehatan,” katanya kepada Sulselsehat.com, Kamis (23/07/2020).
Program trisula yang dilaksanakan lewat tracing dan testing masif, serta pelaksanaan edukasi masih perlu digalakkan.
Utamanya, agenda penerapr protokol kesehatan masih perlu ditingkatkan sebagai upaya efektif pencegahan penularan Covid-19 ini.
Pasalnya, masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan mulai dari pakai masker, rajin cuci dan jaga jarak, dianggap menjadi salah satu potensi penyebaran virus. Hal ini memberikan kontribusi pada peningkatan kasus positif.
“Kita membutuhkan gerakan massal terhadap protokol kesehatan. Untuk kedisiplinan ini yg menjadi tantangannya. Adaptasi kebiasaan baru butuh struktural intervensi dan lingkungan yang men-support,” harap Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin ini.
Diketahui, angka kasus positif (positivity rate) di Sulsel hingga saat ini sudah mencapai 15 persen. Dengan akumulasi kasus positif 8.407.
Sebanyak 3.594 orang diantaranya masih dirawat di pusat layanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun lewat program isolasi mandiri terpusat. Sementara yang meninggal tercatat 287 orang.
Angka kesembuhan pun dinilai berkorelasi dengan rendahnya kasus kematian. Pasien terpapar Covid-19 yang masuk dalam fase kritis hingga berujung kematian bisa ditekan. Fatality rate atau angka kematian di Sulsel saat ini 3 persen.
“Angka kefatalan kasus semakin kecil, artinya semakin membaik. Intinya semakin tinggi kesembuhan, tentu kematian semakin menurun,” tutup Prof Ridwan.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.