Makassar, SULSELSEHAT — Di masa pandemi virus corona atau Covid-19 saat ini, menjaga kesehatan mental adalah hal yang perlu dilakukan. Pasalnya pandemi ini merupakan hal yang baru dialami dan membuat kehidupan menjadi berubah.
Menurut Psikiater Anak dan Remaja Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dr Rinvil Renaldi mengatakan, pandemi Covid-19 telah menjadi stressor dan masyarakat diminta untuk dapat beradaptasi.
Artinya, diperlukan upaya menjaga kesehatan mental dengan mengenali pikiran, perasaan dan tindakan.
Selain itu, mampu mengelola pikiran, perasaan dan perilaku sehingga dapat tetap adaptif, optimal dan produktif selama pandemi agar tidak menjadi stress, cemas, depresi dan sebagainya.
“Analoginya sama seperti upaya kita tetap sehat fisik selama pandemi Covid-19 ini, dengan melakukan pola hidup sehat, rajin berolahraga serta mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak serta rajin cuci tangan agar tidak terinfeksi dan menularkan ke orang lain,” katanya kepada SulselSehat.com, Jumat (16/10/2020).
Menurutnya, kesehatan mental perlu dijaga karena dalam menjalani proses kehidupan, manusia perlu memahami definisi sehat. Dimana sehat fisik dan mental agar dapat menjalani hidup dengan baik dan nyaman.
“Banyak dari kita sudah mampu menjaga kesehatan fisiknya dengan pola hidup bersih, sehat dan teratur berolahraga namun sebagian belum memahami maksud menjaga kesehatan mental,” ujarnya.
Oleh sebab itu, perlu memahami definisi sehat mental. Individu yang sehat mental berarti individu tersebut memiliki perasaan bahagia dan sehat pada dirinya, mampu menghadapi tantangan hidup sehari-hari, menerima dan bersikap positif pada diri sendiri dan orang lain, serta produktif.
“Setelah memahami kedua hal diatas, kita tentu akan bermuara pada kesimpulan bahwa sehat fisik sama pentingnya dengan sehat mental, keduanya patut dipelihara dengan baik agar kita dapat hidup baik dan nyaman,” tegasnya.
Rinvil menyebutkan, saat pandemi Covid-19 ini secara umum semua individu bisa mengalami gangguan kesehatan mental karena fonemema tersebut merupakan hal yang baru dialami.
Namun dipengaruhi oleh kepribadian, mekanisme koping, kekuatan mental, dukungan sosial, dan pendidikan tiap individu.
Pada kelompok tertentu ada yang perlu diberi perhatian khusus walaupun nantinya juga berkaitan dengan faktor di atas. Misalnya, pasien yang terkonfirmasi Covid-19, petugas kesehatan, anak-anak, orangtua, dan individu dengan keterbatasan fisik.
Kelompok ini perlu di evaluasi adanya gangguan mental misalnya sulit tidur, cemas, trauma, ide bunuh diri dan sebagainya agar mendapatkan bantuan professional.
“Bila kesehatan mental kita terganggu pasti akan mempengaruhi diri dan kehidupan kita secara pribadi, keluarga dan masyarakat. Yang perlu dihindari yaitu tidak memahami bahwa kesehatan mental itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Pahami dan kenali pikiran, perasaan dan perilaku kita atau keluarga yang kita cintai. Bila mengalami kesulitan mengatasi hal tersebut, hidup terganggu dan menderita, jangan tunda untuk mencari bantuan,” ujarnya.
Tips Menjaga Kesehatan Mental
Pengaruh dasar yang menyebabkan terganggunya kesehatan mental dipengaruhi oleh faktor risiko dan protektif. Bila faktor risiko lebih banyak daripada faktor protektif maka rentan timbul gangguan mental.
Oleh sebab itu perlu memperkuat faktor protektif, misalnya mampu mengelola pikiran, perasaan, dan perilaku saat menghadapi persoalan, memperluas hubungan yang saling konstruksif dan membantu.
Dalam menjaga kesehatan mental beberapa hal perlu dilakukan. Pertama, kita menyadari apa yang dipikirkan, rasakan dan lakukan saat ini.
Kedua, terimalah hal tersebut tanpa menghakimi diri sendiri atau orang lain, karena hal tersebut wajar dialami.
“Coba mengatur nafas agar sistem tubuh kita lebih relaks sehingga pikiran kita dapat bekerja dengan baik tanpa diselimuti dengan emosi yang berlebihan sehingga perilaku kita tetap baik,” kata dr Rinvil.
Ketiga, perhatikan perilaku kita tidak menjauh dari nilai-nilai diri kita, bila sepertinya menjauh, atur kembali sehingga tetap dijalur yang semestinya. Keempat, lakukan hal-hal yang disenangi, misalnya mendengarkan musik, nonton film, rekreasi, olahraga atau hobi lainnya. Kelima, berdoa, hal ini juga cukup membantu kita.
“Namun, bila hal ini tidak membantu, segeralah mencari bantuan, ceritakan pikiran, perasaan dan perilaku kepada keluarga, sahabat dan atau professional,” tutupnya.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.