Tren Menstruasi Anak Semakin Dini, Ini Kata Ahli Gizi dan Psikolog

Gambar Gravatar
Menstruasi Dini Anak
Ahli Gizi Beta Sindiana saat memaparkan materinya pada peluncuran Website Charm Girl’s Talk” Edukasi Menstruasi Untuk Anak yang digelar secara virtual, Jumat (12/11). (Foto: Chaerani)

Makassar, SULSELSEHAT. COM — Beberapa penelitian mengungkapkan fakta terbaru mengenai usia menarche atau menstruasi pertama kali yang semakin dini dari zaman ke zaman.

Psikolog Anak Devi Sani mengatakan, menarche kini dialami oleh anak perempuan yang usianya cenderung lebih muda.

Jika sebelumnya menarche dialami oleh remaja perempuan berumur 11 – 14 tahun, pada masa ini, di sebuah penelitian ditemukan bahwa anak perempuan sudah mengalami menstruasi pertama kali di umur 9-11 tahun.

“Masa pubertas, termasuk menarche di dalamnya memiliki banyak dampak psikis terutama pada anak yang baru pertama kali mengalami. Seperti perubahan fisik yang membingungkan, perubahan hormon, yang menimbulkan banyak pertanyaan bagi anak,” katanya di sela-sela peluncuran Website Charm Girl’s Talk” Edukasi Menstruasi Untuk Anak yang digelar secara virtual, Jumat (13/11/2020).

Kegiatan yang dilaksanakan PT Uni-Charm Indonesia Tbk ini dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-56.

Ia menyebutkan, berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 2019 tercatat 65 persen orang tua tidak membicarakan tentang menstruasi ke anak, dan 45 persen orangtua juga menganggap pembicaraan tentang menstruasi penting untuk dilakukan ke anak.

Padahal, menstruasi memberikan beberapa perubahan dan dampak pada anak.

“Secara psikis, anak yang mengalami menstruasi pertama kali menjadi bingung harus bertanya ke siapa karena malu, dan cenderung tidak ingin membicarakannya pada siapapun, padahal, banyak hal-hal penting yang perlu diketahui oleh anak yang berkaitan dengan menstruasi,” terang Devi.

Sementara, Ahli Gizi Beta Sindiana mengungkapkan, salah satu faktor dari semakin dininya usia menarche adalah disebabkan dari gaya hidup dan pola makan.

“Perkembangan tren gaya hidup sedentari dan pilihan makanan seperti restoran cepat saji, junk food (makanan tinggi kalori dan lemak namun rendah mikronutrien) juga menjadi faktor yang berhubungan dengan usia menarche yang lebih cepat,” ujarnya.

Ia menyebutkan, terdapat korelasi antara frekuensi konsumsi junk food dengan usia menarche. Ditemukan bahwa anak perempuan yang mengonsumsi junk food >2x per minggu, lebih banyak mengalami menarche dini (<12 tahun) dari yang mengonsumsi junk food 2x per minggu.

“Ternyata menarche dini memiliki dampak negatif pada anak. Menarche dini diteliti memiliki hubungan dengan meningkatnya risiko obesitas abdominal, kanker payudara, resistensi insulin, penyakit kardiovaskular, dan hipertensi,” tegasnya.

Hal senada dikatakan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo mengatakan, menstruasi perlu dikomunikasikan dan diedukasi dengan baik, dari mulai siklus-nya, hingga mitos-mitos yang berkaitan dengan menstruasi.

“Di masa sebelumnya, saya menyesali bahwa menstruasi tidak banyak diedukasi dengan mapan, padahal sebenarnya hal ini perlu dipahami dan mudah untuk dipahami,” terangnya.

Hasto menambahkan, banyak terjadi seorang perempuan yang mengalami masalah berkaitan reproduksi di waktu yang terlambat, karena mereka tidak memiliki pemahaman sejak dini, sehingga anak dan perempuan remaja harus mengerti tentang reproduksi dan menstruasi sedini mungkin, karena memiliki kaitan dengan masalah reproduksi lainnya.

“Menurut saya, dengan adanya website seperti ini, akan sangat bermanfaat, untuk memberikan pemahaman yang komprehensif terutama kepada anak hingga orang tua tentang menstruasi,” tutupnya.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT