Makassar, SULSELSEHAT – Otoritas kesehatan di Inggris baru-baru ini melaporkan bahwa dexamethazone dapat menyembuhkan pasien Covid-19 yang mengalami gagal napas.
Meski menjadi kabar baik di tengah pandemi Covid-19 saat ini, masyarakat diharapkan menyikapi temuan itu secara positif dan tidak lantas mengonsumsi dexametazone sembarangan tanpa resep dokter.
Demikian dikatakan dosen dan peneliti Fakultas Farmasi Unhas, Yusnita Rifai, Ph.D, kepada SulselSehat.com, Rabu (17/06/2020).
Dia menjelaskan, dexamethazone masuk dalam projek Recovery Trial (randomised evaluation of Covid-19 theraphy) dimana tes dilakukan terhadap 11.500 pasien pada 175 rumah sakit di Inggris.
Uji klinik di Inggris itu, lanjut Yusnita, hanya ditujukan untuk pasien penderita Covid-19 dalam kondisi kritis.
“Untuk pencegahan dan dalam kondisi klinis ringan, apabila telah terinfeksi belum dianjurkan penggunaannya,” kata dia.
Menurut peraih gelar Ph.D tahun 2011 di Chiba University Jepang itu, salah satu penjelasan mengapa dexamethazone cenderung digunakan untuk Covid-19 adalah karena cytokine storm (badai sitokin).
Pada pasien terinfeksi Covid-19, badai sitokin bisa terjadi akibat reaksi tubuh yang berlebihan melawan virus. Sitokin adalah protein inflamasi imun yang berfungsi untuk menangkal infeksi dan menjinakkan sel kanker dalam tubuh.
“(Karena itu) bisa jadi dexa efektif untuk mengatasi gagal napas. Tapi mekanismenya bukan sebagai anti-virus,” jelas Ketua Satgas Covid-19 Farmasi Unhas itu.
Banyak Efek Samping
Lebih lanjut Yusnita mengatakan, pemerintah Inggris mengumumkan hal ini tidak bermaksud untuk membuat masyarakat “panic buying” membeli dexamethazone.
“Pengumuman tersebut adalah bagian dari kewajiban periset untuk mendiseminasikan hasil penelitiannya,” ungkapnya.
Dexametazone adalah obat antiinflamasi yang termasuk golongan kortikosteroid. Obat ini dapat mengatasi berbagai jenis peradangan termasuk alergi parah, mual, muntah, radang sendi, sum-sum tulang belakang, asma parah dan kesulitan bernafas pada bayi yang baru lahir.
Meski memiliki banyak manfaat dan kadang dijuluki “Obat Dewa”, dexamethazone ternyata memiliki sejumlah efek samping seperti perubahan siklus menstruasi pada wanita, gangguan tidur, pusing, sakit kepala dan sakit perut.
“Dexa juga tidak boleh dikonsumsi dalam waktu lama karena efek sampingnya banyak. Selain itu, dosisnya juga harus sesuai anjuran dokter,” pungkasnya.
Untuk diketahui, penggunaan dexamethasone dalam jangka panjang membuat penggunanya dapat mengalami muka yang membulat seperti bulan (moon face), peningkatan kadar gula dalam darah, dan lebih rentan mengalami infeksi.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.