Makassar, SULSELSEHAT – Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menegaskan, pergantian Penjabat Walikota Makassar yang dilaksanakan, Jumat (26/6) ini murni karena persoalan penanganan virus corona atau Covid-19.
“Di Indonesia saat ini terjadi darurat kesehatan, kemudian di luar Jawa, Makassar menjadi episentrum penularan. Kami melihat dibutuhkan kekompakan, kolaborasi dalam rangka menghadapi pandemi. Makassar saat ini tingkat penularannya ikut banyak,” katanya, Jumat (26/6).
Ia menganggap, tingkat penularan yang meningkat karena masih minimnya kesadaran masyarakat mentaati protokol kesehatan. Sehingga sangat dikhawatirkan jika daerah yang tadinya steril atau oleh hijau dari Covid-19 bisa terpapar.
“Artinya, Makassar menjadi episentrum, jd apabila Makassar bisa kita selesaikan maka 70 persen penularan Covid-19 di Sulsel selesai,” terangnya.
Hal ini pun kemudian dikonsultasikan dengan menteri dalam negeri, dari hasil konsultasi tersebut, Makassar dianggap butuh strong leader yang bisa merangkul semua elemen masyarakat, yang bisa menjalankan pemerintahan untuk mengendalikan Covid-19.
“Jadi tidak ada hal yang khusus dengan pergantian ini, karena harus kita pahami bahwa pj walikota adalah perpanjangan tangan gubernur untuk mengendalikan pemerintahan kota sementara waktu sambil menunggu wali kota definitif. Kita banyak stok, tidak ada jaminan, penjabat ini bisa terus menerus,” tegasnya.
Ia pun berharap kepada pj walikota yang baru nantinya mampu belajar dengan kondisi yang ada sebelumnya. Pemerintah di tengah pandemi seperti ini tidak boleh bekerja sendiri, dibutuhkan kerja keras, kerja bersama dan kolaborasi.
“Soal pandemi ini kita betul-betul membutuhkan pemimpin yang kuat. Seluruh elemen masyarakat digerakkan. Kita harus tegas,” terang Nurdin.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.