SULSELSEHAT – Jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak, yang diduga akibat obat sirup yang tercemar zat berbahaya etilen glikol dan dietilen glikol, terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Hingga saat ini, jumlah korban yang meninggal sudah lebih dari 150 anak.
Lambatnya otoritas kesehatan Indonesia mendeteksi cemaran itu sebagai penyebab sangat disayangkan karena berdampak pada lambatnya pengambilan keputusan, termasuk penarikan obat yang diduga tercemar.
Padahal, kasus cemaran obat sirup telah banyak terdeteksi di berbagai negara, bahkan sejak 1937 di berbagai negara seperti di Gambia baru-baru ini, Amerika Serikat, India, dan Bangladesh.
Otoritas pengawas obat (BPOM) dan perusahaan farmasi harus meningkatkan pengawasan pada pasokan bahan baku, proses produksi, dan pengecekan sebelum obat diedarkan dipasar.
Jika ada dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh produsen obat dan pihak-pihak terkait, maka aparat penegak hukum harus mengusutnya hingga pengadilan.
Sementara itu, memperingati Hari Polio Sedunia 24 Oktober, Indonesia harus terus selalu mewaspada menghadapi kemungkinan wabah polio, terutama dari kasus penularan dari negara lain.
Walau WHO menyatakan Indonesia bebas polio sejak 2014, tetap ada kemungkinan Indonesia kembali menghadapi wabah polio.
Apakah Anda sering datang ke klinik kecantikan untuk suntik vitamin C agar tampak awet muda dan kencang kulitnya? Segera hentikan kebiasaan itu.
Sebab, tak ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa menyuntikkan vitamin C itu bisa memutihkan kulit dan kulit lebih kencang.
Sebaliknya, selain membuang uang, menginjeksi vitamin C yang melebihi batas kebutuhan tubuh harian justru bisa merusak kesehatan ginjal. [via TCI]
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.