Makassar, SULSELSEHAT – Meski termasuk salah satu rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, RSUD Labuang Baji Makassar hingga kini belum mendapatkan anggaran penanganan pasien Covid-19.
Diketahui Pemprov Sulsel tak menunjuk RSUD Labuang Baji sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19 sehingga realiasasi Anggaran Belanja Tak Terduga APBD 2020 tercatat 0 Rupiah.
Data yang diterima dari Badan Keuangan dan Aset Daerah Sulawesi Selatan (BKAD Sulsel) menyebutkan sampai akhir Mei 2020, dana tersalur ke rumah sakit telah mencapai Rp 44 Miliar lebih.
Anggaran ini masing-masing sebesar Rp 17,307 miliar untuk RSUD Sayang Rakyat, RS Makassar sebesar Rp 14,879 miliar, RS Wahidin Sudirohusodo sebesar Rp 6,601 miliar dan RS Unhas sebesar Rp 5,618 miliar.
Plt Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Sulsel, Junaedi mengatakan bahwa RSUD Labuang Baji Makassar belum ditunjuk sebagai rumah sakit penanganan Covid-19 di bawah naungan Provinsi Sulawesi Selatan.
“Jadi hanya 2 rumah sakit yang ditunjuk Pemprov Sulsel sifatnya konstruktif membangun ruang isolasi,yaitu RS Sayang Rakyat dan RS Dadi, sementara RS Labuang Baji saya belum tau,” ujarnya, Rabu (10/06/2020).
Ia menambahkan bahwa RSUD Labuang Baji tetap memiliki anggaran namun hanya diperuntukkan untuk penanganan perawatan pasien selain yang positif Covid-19.
“Ada anggarannya itu untuk perawatan misalnya melakukan pemeriksaan, nah itu bisa, nanti dalam perkembangannya setelah dia (pasien) didiagnosa Covid maka dirujuklah ke RS (rujukan) tersebut apakah RS Sayang, Dadi, Wahidin atau Unhas selaku yang ditunjuk memang sebagai rumah sakit rujukan,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak RSUD Labuang Baji belum dapat dimintai tanggapan. Pesan Whatsapp yang dikirim SulselSehat.com juga belum dijawab.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.
