Makassar, SULSELSEHAT – Dinas Kesehatan Kota Makassar berencana akan menambah persediaan alat rapid test Covis-19. Mereka akan mengandalkan alat tersebut sebagai salah satu upaya mengidentifikasi warga yang terpapar virus corona.
Kepala Dinas Kesehatan Makassar dr Naisyah Tun Azikin mengungkapkan bahwa persediaan yang dibutuhkan sudah termasuk untuk memeriksa ibu hamil.
“Paling tidak 14 ribu (untuk) ibu hamil. Ditambah lagi di luar untuk ibu hamil,” tutur Naisyah di Makassar, Sabtu (27/06/2020).
Harus Rapid Test
Setiap tahun jumlah ibu hamil di Kota Makassar mencapai 29 ribu orang. Jumlah itu diperkirakan akan bertambah selama pandemi Covid-19, karena masyarakat diminta membatasi aktivitas di luar rumah.
Penyediaan alat rapid test diperuntukkan bagi ibu hamil yang akan memeriksakan kondisi kandungannya. Alat itu akan disediakan di setiap puskesmas dan rumah sakit di Kota makassar.
“15 ribu ke depan yang kita pikirkan. Supaya tidak ada lagi hambatan pada saat ibu hamil mau melahirkan hanya karena ketiadaan rapid test,” ungkap Naisyah.
Stok Sisa 2000-an
Naisyah mengungkap bahwa dari pihaknya telah meminta kepada setiap puskesmas di Kota Makassar agar pemeriksaan ibu hamil dilakukam dengan standar pemeriksaan Covid-19.
Sehingga sebelum dirujuk ke rumah sakit, kondisi mereka sudah diketahui, apakah mereka berstatus reaktif atau nonreaktif.
Dia juga menambahkan bahwa saat ini Pemkot Makassar, punya persediaan alat rapid test sebanyak dua ribuan, dari stok awal 27 ribu. Sisa persediaan itu dianggap tidak cukup untuk digunakan memeriksa ibu hamil dan masyarakat umum.
“Pak Wali Kota menganjurkan kalau masih dibutuhkan diadakan saja. Bagaimana kita mau deteksi secara dini. Misalnya satu positif berdasarkan swab test kemudian semuanya mau di-swab juga. Makanya kita seleksi dulu dengan rapid test,” beber Naisyah.
Anggaran Terbatas
Kepala Dinas Kesehatan Makassar menilai bahwa rapid test merupakan salah satu metode yang paling efektif untuk mengidentifikasi warga yang terpapar COVID-19.
Meski dia juga mengakui bahwa rapid test tidak menjadi tolok ukur tunggal, sebab harus ada pemeriksaan lanjut lewat tes swab.
“Memang ada beberapa yang kita coba periksa hasilnya reaktif, dan setelah dilakukan pemeriksaan swab test ternyata memang positif,” ungkap Naisyah.
Naisyah juga telah menyatakan bahwa pihaknya tengah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota untuk membahas kembali pengadaan rapid test. Khususnya persoalan anggaran pengadaan yang bersumber dari APBD tahun 2020. Hanya saja Naisyah tidak menyebutkan rinci kebutuhan anggaran.
“Kami sedang hitung-hitungan mengajukan ke Pak Wali, bahwa tidak bisa tidak kita harus menyiapkan. Termasuk untuk masyarakat umum dan ibu hamil,” ungkap Naisyah.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.