Begini Kenangan Seorang Murid dengan Almarhum Prof Arifuddin Djuanna

Gambar Gravatar
Prof A Arifuddin Djuanna SpOG
Prof. Dr. dr. A. Arifuddin Djuanna Sp.OG(K).

Makassar, SULSELSEHAT – Kabar duka menyelimuti keluarga besar Fakultas Kedokteran Unhas. Guru Besar Obstetry dan Gynecology Prof. Dr. dr. A. Arifuddin Djuanna, Sp.OG (K) meninggal dunia, Kamis (16/07/2020) sekitar pukul 11.15 Wita.

Profesor kelahiran Barru 78 tahun silam yang kerap disapa Puang Pudding ini dirawat selama beberapa hari di RS Wahidin Sudirohusodo melawan infeksi Covid-19 hingga akhirnya wafat hari ini.

JANGAN LEWATKAN :

Sebagai seorang dosen dan dokter konsultan kandungan dan kebidanan (Obgyn), puluhan ribu orang pernah berinteraksi dengan almarhum, baik sebagai murid, pasien maupun kerabat dan handai taulan.

BACA:  Inilah 3 Tempat dengan Resiko Tinggi Penularan Covid-19

Salah satunya adalah Asyikun Nasyid, dokter spesialis anestesi di RSUD Padjongan Dg. Ngalle Takalar. Jebolan Fakultas Kedokteran Unhas itu mengisahkan kenangan yang paling membekas dalam hidupnya bersama almarhum.

Asyikun mengunggah sebuah status di akun Facebook tentang hal tersebut. Berikut kutipan lengkapnya.

“Kasi rileks nah”.

Itu kata-kata beliau yang saya ingat di momen operasi bersama beliau, di salah satu RS di Makassar.

Masa itu saya masih menjalani semester-semester “berat” PPDS Anestesi. Pasien yang akan menjalani histerektomi radikal, sudah diposisikan utk menjalani pemasangan kateter (selang) epidural sebagai salah satu tindakan anestesi.

Sementara saya memasang selang mini di punggung itu, beliau berada di belakang saya, menunggu muridnya (ya, muridnya, meskipun dari bagian yang berbeda) menyelesaikan tindakan itu.

Setelah melihat tindakan tersebut telah berhasil, kateter mini itu telah terpasang, beliau beranjak dari kursi, mendatangi saya kemudian menepuk pundak saya dari belakang, sambil mengucapkan kata-kata itu.

“Kasi rileks nah.”

Iye’, Prof.

Dalam konteks apa rileks itu? Itulah bahasa operator-anestesi yang hanya mereka yang paham.

Beberapa hari terakhir mendengar kabar beliau pun terkena penyakit wabah ini, saya hanya bisa mengirim doa. Sembari teringat kenangan pertemuan terakhir dengan beliau.

Hari-hari terakhir mendengar kabar perjuangan beliau makin berat. Keluarga pun sudah menyampaikan bahwa upaya maksimal telah dilakukan.

Dan siang ini mendengar kabar wafatnya beliau. Sedih tak terperi. Tapi di sisi lain, berharap mudah-mudahan beliau sudah ‘rileks’. Istirahat dari hiruk pikuk dunia. Meninggal karena wabah, syahid insya Allah.

إنا لله وإنا إليه راجعون
اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه

Selamat jalan, Prof.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT