Makassar, SULSELSEHAT — Pakar Epidemiologi Universitas Hasanuddin Prof Ridwan Amiruddin angkat bicara terkait respon Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah yang memberi signal terkait pembukaan kembali rumah karaoke dan bioskop di tengah-tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
Menurutnya, membuka rumah karaoke, bioskop dan tempat usaha lainnya dinilai memang menjadi pilihan sulit. Pasalnya disisi lain pemerintah pusat berharap gerakan ekonomi dapat tetap berjalan tetapi tren penularan bisa dikendalikan.
“Ini yang susah sebenarnya, makanya memang perlu di kaji lebih dalam. Mekanisme protokol kesehatannya bagaimana, jangan sampai karena kebijakan aktivitas ekonomi dan sosial secara bebas tanpa pengawasan mengakibatkan hal fatal,” katanya saat dikonfirmasi, Sulselsehat.com, Selasa (1/9/2020).
Jika memang aktivitas bioskop dan rumah karaoke akan dioperasikan maka protokol kesehatan harus menjadi mandatory. Dimana dalam mandatory tersebut harus ada pengawasan ketat, inilah peran TNI, kepolisian dan lainnya untuk mengawal.
“Jadi bukan hanya sebatas aturan, tetapi bagaimana aturan ini dijalankan dan diawasi. Pelaku usaha harus disiplin dan tentu harus ada pengawasnya. Tempat hiburan salah satunya,” ujarnya.
Ia menegaskan, apalagi kondisi positif rate di Sulsel juga masih tinggi dari nasional yakni 17 persen, sehingga sangat perlu dilakukan langkah penanganan dan pengawasan yang serius.
“Kita memang tidak bisa main-main dengan Covid-19 ini. Harus ada pengawasan yang maksimal, dan ini harus kita dorong bersama-sama,” tutupnya.
Sementara, rencana pembukaan kembali bioskop dan tempat hiburan lainnya telah dikaji oleh Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Kemungkinan pembukaan dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, sosial dan ekonomi.
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengatakan, semua tergantung kesiapan penyelenggaraan atau operator bioskop, termasuk melakukan pengajuan pembukaan.
“Kita menunggu dari bawah, seperti juga pembukaan sekolah, itu harus dari kepala sekolah yang mengajukan. Tentu mengajukan dengan kesiapan yang mereka telah lakukan. Termasuk juga bioskop,” katanya belum lama ini.
Misalnya kata Nurdin, pihak penyelenggara menyampaikan kesiapan serta prasyarat yang wajib dipenuhi. Termasuk protokol kesehatan, bagaimana menjaga jarak di dalam ruangan, adanya penyediaan hand sanitaizer dan tempat cuci tangan. Hal ini dengan maksud agar tidak ada peluang untuk terjadi cluster baru.
“Tetapi saya berharap satu kali kita buka, betul-betul amanah. Jangan sampai ada cluster, karena jika demikian kita akan tindak tegas. Kita tidak mau seperti itu,” katanya.
Ia pun berharap, jauh sebelum beroperasi pihak pengelola usaha tempat hiburan wajib mempersiapkan dengan baik, dan semua celah yang berpotensi penularan Covid-19 diantisipasi.
“Harus disiplin pakai masker. Di dalam bioskop tidak boleh buka masker,” tegasnya.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.