Makassar, SULSELSEHAT — Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas menggelar seminar nasional.
Seminar tersebut membahas terkait single tarif dan kelas rawat inap standar Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pakar Ekonomi Kesehatan Universitas Indonesia Prof. dr. Hasbullah Thabrany mengatakan, saat ini layanan kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang harus terpenuhi, termasuk di dalamnya soal JKN.
“Kebutuhan dasar masyarakat saat ini bukan hanya pada aspek ekonomi saja, tetap juga pada aspek kesehatan, sampai pada JKN secara menyeluruh,” katanya dalam materinya, Senin (19/10/2020).
Menurut dr Hasbullah, manajemen kesehatan didefinisikan sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dana, serta sumber daya manusia.
Termasuk informasi kesehatan demi terciptanya masyarakat yang sehat dan produktif. Hal ini pula yang diatur dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Ini juga untuk membangun pemahaman komprehensif terkait kebijakan tarif dan rawat inap rumah sakit menurut standar JKN,” ujarnya.
Dekan FKM Unhas Aminuddin Syam menyampaikan apresiasi tinggi kepada prodi magister administrasi rumah sakit yang menyelenggarakan kegiatan.
FKM Unhas melalui departeman maupun prodi secara aktif mengupayakan media informasi kepada masyarakat melalui kegiatan serupa.
“Saya kira MARS sangat tepat untuk menghadirkan webinar ini, mengingat hal ini belum diterapkan, sehingga akan menjadi masukan bagi stakeholder terkait sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan,” jelasnya.
Hal senada dikatakan Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan Unhas, Prof. dr. Muh.Nasrum Massi.
Ia pun mengaku mengapresiasi kepada FKM yang aktif menyelenggarakan kegiatan akademik selain kuliah.
Langkah ini sebagai upaya Unhas yang terus melakukan pembenahan guna meningkatkan kualitas dari berbagai aspek sebagai bentuk kesiapan Unhas menuju World Class University (WCU).
“Secara nasional kita berada pada posisi 7 nasional, sementara itu di Asia kita di posisi 400 sesuai QS Ranking Asia. Namun, di World University Ranking, kita belum masuk 1000 besar. Ini yang terus kita coba tingkatkan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan,” jelas Prof Nasrum.
Prof Nasrum menambahkan banyak indikator yang menjadi penilaian, salah satu diantaranya adalah academic reputation. Dimana, kualitas serta produktivitas para akademisi dalam membuat karya yang tentunya berdampak pada branding Unhas.
“Kegiatan seperti ini merupakan salah satu contoh untuk mendukung Unhas dalam WCU. Kegiatan yang menghadirkan para narasumber baik nasional dan internasional kita harapkan dapat terjalin kolaborasi riset bersama utamanya mengenai topik pembahasan,” tutup Prof Nasrum.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.