Lagi, FKM Unhas Gelar Webinar Internasional Bahas Gizi Prakonsepsi

Gambar Gravatar
Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas
Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas menggelar webinar internasional seri 2 dengan tema "Gizi Prakonsepsi: Dari Kajian Molekuler Hingga Kebijakan Publik". (Foto: Chaerani)

Makassar, SULSELSEHAT. COM — Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin menggelar webinar internasional seri 2 dengan tema “Gizi Prakonsepsi: Dari Kajian Molekuler Hingga Kebijakan Publik“.

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kemitraan Unhas, Prof. dr. Muh. Nasrum mengatakan, webinar internasional ini sangat berkaitan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) 1 dan 3, dimana mengangkat itu kemiskinan dan kesehatan.

JANGAN LEWATKAN :

BACA:  Ikuti APACPH Conference 2023 di Malaysia, Delegasi FKM Unhas Presentasikan 5 Hasil Penelitian

Apalagi lanjutnya, persoalan tersebut juga menjadi salah satu bagian dari capaian proses akademik, dan dijadikan tolak ukur menuju World Class University.

“Kita berharap ada banyak masukan dan peluang, seperti kolaborasi riset mengenai tema ini sekaligus saran sebagai rujukan dalam memecahkan masalah nasional maupun global,” katanya, Senin (2/11/2020).

Sementara Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Prof Muhajir Effendi yang hadir sebagai keynote speaker mengungkapkan, capaian pembangunan manusia dan kebudayaan, terutama dalam permasalahan stunting menjadi salah satu program prioritas nasional.

Permasalahan stunting menjadi penting mengingat hal tersebut berkaitan dengan kesehatan masyarakat.

Pasalnya, hal ini juga berdasarkan hasil riset dimana sebesar 54 persen angkatan kerja tidak maksimal karena pada 1.000 kelahiran pertama pernah mengalami masalah stunting.

BACA:  Beban Baru Rumah Sakit Akibat Pandemi Covid-19

“Permasalahan stunting ditangani oleh 21 lembaga pemerintah. Bapak Presiden RI ingin agar hanya satu badan yang menangani permasalahan tersebut agar pertanggungjawaban lebih jelas dan penanganannya lebih maksimal. Kita menargetkan, tahun ini penurunan stunting dari 27,7 persen menjadi 14 persen,” jelas Prof Muhajir.

Di tempat yang sama, Prof. Michael Fenech, Ph.D dari University of South Australia dalam materinya terkait “Telomere Attrition and Chromosomal Instability in The 1000 days: Causes and Nutritional Prevention“.

Menurutnya, biomarker ketidakstabilan genom dapat mengidentifikasi kasus dengan peningkatan risiko infertilitas dan komplikasi kehamilan. Selain itu, mengoptimalkan telomer dan integritas kromosom pra-konseptual selama kehamilan berdampak pada kesuburan dan menghindari komplikasi.

BACA:  Penanganan Stunting di Lutim jadi Perhatian PKPI FKM Unhas

“Pengetahuan selama hamil sangat penting seperti mengetahui nutrisi, lingkungan dan psikologis diri yang membantu selama proses kehamilan perkembangan anak yang dilahirkan,” jelas Prof Michael.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT