Soppeng, SULSELSEHAT – Tidak semua pemerintah daerah memiliki Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), termasuk di Sulawesi Selatan. Semuanya tergantung kebutuhan dan kemauan pemerintah setempat.
Ada pula daerah yang telah memiliki Labkesda, namun karena keterbatasan fasilitas dan sumber daya manusia, belum mampu melakukan pemeriksaan spesifik saat dibutuhkan.
Kabupaten Soppeng merupakan pengecualian. Labkesdanya, meski hanya Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, tetapi berperan begitu penting dalam masa pandemi Covid-19.
Labkesda di daerah ini bahkan telah ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai salah satu laboratorium rujukan Covid-19 nasional sejak 11 Mei 2020 lalu.
Sejak wabah Covid-19 mulai merebak, Pemerintah Daerah Soppeng memang begitu serius melakukan program penanggulangan, salah satunya melengkapi Labkesda dengan mesin PCR agar dapat memeriksa sampel swab sendiri.
Penanggung jawab medik Labkesda Soppeng, dr. Mustakim, M.Kes, Sp.PK saat dihubungi SulselSehat.com, Minggu (07/06/2020) mengatakan bahwa pihaknya mampu memeriksa hingga 140 an sampel swab per hari.
“Bisa 2-3 kali running, (jadi) rata-rata 140-an sampel per hari,” kata dia.
Menurutnya, angka tersebut sebenarnya masih dapat ditingkatkan apabila memang diperlukan. “Masih bisa ditambah, tergantung kemampuan analis sebagai tenaga ekstraksi,” jelasnya.
Hanya saja, lanjut Mustakim, saat ini mereka terkendala pada ketersediaan reagen dengan performa yang bagus untuk pemeriksaan.
Reagen adalah ekstraksi yang digunakan dalam pengecekan spesimen. Reagen berisi sejumlah senyawa kimia untuk mendeteksi SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit COVID-19.
Sejak awal beroperasi, Labkesda Soppeng menggunakan reagen bantuan dari Kementerian Kesehatan yang performanya bagus, tetapi stoknya sudah habis. “(Jadi) reagen saat ini adalah yang dibeli Pemda,” tutur Mustakim.
“Reagen PCR yang memiliki performa yang bagus agak susah didapatkan di pasaran, yang banyak adalah reagen dengan performa kurang bagus,” keluh dokter ahli Patologi Klinik itu.
Dia juga menjelaskan, jika reagen yang digunakan performanya kurang bagus, maka sering terjadi pengulangan reaksi yang membuat hasil pemeriksaan tidak maksimal.
“Kalau kebetulan dapat reagen dengan performa bagus biasanya tidak perlu ada pengulangan reaksi, namun kalau dapat lagi reagen dengan performa kurang bagus, maka sering terjadi pengulangan reaksi yang membuat tidak bisa maksimal hasil yang diproses dalam satu hari,” bebernya.
Sebagai salah satu laboratorium rujukan Covid-19 di Sulsel, saat ini Labkesda Soppeng rata-rata menerima 70-an sampel per hari, baik dari Soppeng sendiri maupun kiriman dari Kabupaten Bone, Wajo dan Sidrap.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.