Makassar, SULSELSEHAT. COM — Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 sebelumnya mengumumkan penularan virus corona atau Covid-19 di Sulawesi Selatan berhasil keluar dari zona merah. Meski demikian, laju penularan masih fluktuatif.
Ketua Tim Konsultan Tim Gugus Tugas Covid-19 Sulsel Prof Ridwan Amiruddin mengatakan, kasus Covid-19 cenderung stabil namun laju penularan masih belum dapat dihindari.
Karena itu, protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan Covid-19 masih menjadi langkah terbaik dalam menekan penularan.
“Protokol kesehatan yang ketat masih menjadi pilihan, apalagi karena belum adanya vaksin yang ditemukan,” katanya, Selasa (20/10/2020).
Menurut Prof Ridwan, berhasilnya Sulsel keluar sebagai zona merah penularan dikarenakan upaya dan langkah pemerintah daerah dalam memaksimalkan penanganan.
Buktinya, berdasarkan data Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulsel terkait peta resiko zonasi Covid-19, sejumlah kabupaten dan kota mulai keluar dari zona merah.
Misalnya, Kabupaten Soppeng berhasil masuk zona hijau atau kategori penularan terkendali. Kemudian Kota Makassar sebagai episentrum Covid-19 di Sulsel tercatat sudah masuk zona oranye atau resiko sedang.
Disusul Kabupaten Bulukumba, Gowa, Barru, Pinrang, Enrekang, Luwu, Tana Toraja, Palopo, Luwu Utara, dan Luwu Timur.
Lalu 12 kabupaten/kota lainnya masuk zona kuning atau resiko rendah. Diantaranya, Kepulauan Selayar, Bantaeng, Jeneponto, Takalar, Sinjai, Maros, Pangkep, Bone, Wajo, Sidrap, Parepare, dan Toraja Utara.
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel ini menyebut, upaya penanganan Covid-19 di Sulsel juga dimaksimalkan melalui program trisula.
Program itu diantaranya, tracking massive, aggressive testing, hingga public health education.
“Angka kesembuhan kita di Sulsel memang terus mengalami perbaikan. Namun demikian angka posotivity rate masih berfluktuasi berkisar di angka 5 persen hingga 12 persen. Makanya digenjot terus untuk pemeriksaan,” papar Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) ini.
Untuk mendukung percepatan penanganan Covid-19 Sulsel, khususnya tracing dan testing massif, Tim Gugus Tugas Covid-19 Sulsel membuka perekrutan relawan hingga tenaga surveilans.
Selain itu merekrut relawan call center, edukator keluarga jenazah, pengusung jenazah, hingga tenaga operasional mobil jenazah.
Pemenuhan sumber daya manusia ini juga diharapkan bisa mem-back up rencana pembukaan program wisata duta Covid-19 di daerah kedepan.
“Ini juga rencana untuk pembukaan wisata duta Covid-19 di daerah. Jadi butuh tenaga relawan,” tegas Ridwan.
Sementara Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyampaikan, apresiasi dari Presiden Jokowi menjadi motivasi Sulsel untuk terus memaksimalkan penanganan Covid-19. Tim Gugus Tugas Covid-19 tidak boleh kendor dan tetap mawas diri.
“Artinya pandemi bukan hal yang mudah. apresiasi oke. Kita berterimakasih atas penghargaan (Presiden Jokowi) atas upaya kita,” katanya.
Disamping pemerintah, Nurdin menegaskan upaya penanganan pengendalian Covid-19 butuh kerjasama dari semua elemen masyarakat.
Utamanya dalam disiplin menjalankan pedoman protokol kesehatan, baik memakai masker, jaga jarak dan rajin cuci tangan.
“Kuncinya ada di masyarakat. Jika masyarakat patuh, disiplin menjalankan protokol kesehatan, dan ini jadi menjadi kebutuhan, insya Allah kita akan kendalikan ini. Dan yang paling penting, jaga imun dan jangan stres,” tegasnya.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.