Oleh: Prof. dr. H. Veni Hadju, M.Sc., Ph.D
(Dosen dan Guru Besar pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin)
Salah satu kata yang paling banyak terdengar saat ini adalah STUNTING (baca: stanting). Bahasa sederhananya “pendek” walaupun ada yang membedakan kedua istilah ini.
Menurunkan stunting menjadi Mimpi Bersama (shared vision) bangsa ini agar angkanya turun di bawah batas yang disepakati internasional (20%).
Bapak Presiden kita minta agar angka ini turun ke level 14% di tahun 2024 nanti. Saat ini angka nasional Indonesia berdasarkan survey tahun 2021 masih 24.4%.
Banyak orang berpendapat tentang stunting tanpa mengenal stunting dengan baik. Ada yang tidak menerima kalau daerahnya dikatakan banyak anak STUNTING.
Ada juga yang tidak menerima kalau anaknya dikatakan STUNTING. Ada yang protes seolah-olah sudah terlalu lama STUNTING dibahas padahal masih banyak permasalahan bangsa yang perlu diselesaikan.
Malahan ada seorang Ketua PKK di suatu daerah kabupaten yang meminta agar jangan lagi melaporkan ada anak stunting di daerahnya.
Memahami STUNTING memang harus dengan hati yang lapang karena indikator ini terkait dengan rasa keadilan di suatu wilayah.
Negara yang masih banyak orang pendek dianggap belum memberikan pelayanan yang adil dalam berbagai aspek untuk senua warga negaranya.
Kalau masih tinggi stunting di suatu daerah maka dipastikan bahwa rata-rata tingkat pendidikan masih rendah, tingkat sanitasi dan air bersih belum baik, akses ke pelayanan kesehatan dan makanan bergizi terbatas. Artinya negara belum memberi pelayanan yang adil kepada seluruh anggota masyarakatnya.
Maha Benar Allah dengan firman-Nya: Qul amara rabbii bil qisthi, wa aqiimuu wujuuhakum ‘indakulli masjidiw wad’uuhu mukhlishiinalahuddiin (Al-A’raaf 7:26).
Artinya: Katakanlah: “Tuhanku menyuruhku berlaku adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap salat dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya.
PEMERATAAN AKSES PELAYANAN AKAN MENDUKUNG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.