Pemerintah Perlu Libatkan Tokoh Agama dalam Kampanye Covid-19

Gambar Gravatar
Stop Covid-19
Pemerintah disarankan melibatkan para informal leader dalam kampanye protokol Covid-19 di Makassar. (Foto: Pixabay.com)

Makassar, SULSELSEHAT – Pemerintah perlu melibatkan informal leader seperti tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda dalam melakukan kampanye penerapan protokol pencegahan virus Corona (Covid-19) di daerah ini.

Saran ini dicetuskan oleh dr. Farid Amansyah, dokter spesialis penyakit dalam yang bertugas di RS Bhayangkara Makassar, Sabtu (13/06/2020).

JANGAN LEWATKAN :

Menurutnya, kultur masyarakat Sulsel, khususnya di Makassar yang masih sangat menghormati para informal leader seperti para pemuka agama dan tokoh masyarakat yang ada, dapat dioptimalkan dalam kampanye Covid-19.

Dia lantas menyebut nama Ketua MUI Sulsel KH AG Sanusi Baco, Ketua Muhammadiyah Sulsel Prof Dr. Ambo Asse, Uskup Makassar, Ketua PGI serta pemuka adat lainnya di Makassar.

BACA:  Cegah Penularan Covid-19, Proses Akreditasi Rumah Sakit Ditunda Sementara

Dokter polisi ini menuturkan, para informal leader tersebut bisa diminta membantu kampanye penerapan protokol pencegahan Covid-19 dengan membuat video berdurasi singkat yang berisi himbauan kepada masyarakat.

“Saran saya mereka buat video-video himbauan durasi kurang 1 menit. Ini yang saya lihat belum massif,” kata Farid.

Kasus Meningkat

Beberapa hari terakhir, kasus positif yang dilaporkan di Sulsel terus mengalami peningkatan dan didominasi oleh Kota Makassar. Jumat (12/06) kemarin, kasus yang dilaporkan mencapai 2.578.

Secara nasional, Kota Makassar kini telah menjadi ‘zona merah’ menyusul Jakarta dan Surabaya.

Epidemiolog dan Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas, Prof Ridwan Amiruddin saat dihubungi SulselSehat.com, Sabtu (13/06/2020) menuturkan, pesatnya peningkatan jumlah kasus positif disebabkan oleh sejumlah faktor.

BACA:  3 Orang Terkonfirmasi Positif Corona, Unhas Akan Swab Massal Pegawai di 2 Fakultas Ini

“Peningkatan kasus 3 hari terakhir ini (adalah) dampak dari pelepasan PSBB dan lebaran. (Juga) massive tracking dan aggressive testing yang sudah dijalankan di Makassar,” jelasnya.

Sebelumnya, Tim Epidemiologi dari FKM Unhas telah merekomendasikan tiga program akselerasi kepada pemerintah dalam upaya mengendalikan penyebaran Covid-19, disebut TRISULA.

Ketiga langkah itu adalah aggressive testing, massive contact tracing and isolation (quarantine) dan public health promotion and education (massive campaign).

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT