Ini Keunggulan Masker 3D Ergonomis Karya Mahasiswa FTI UMI Makassar

Gambar Gravatar
Mahasiswa FTI UMI Makassar memproduksi Masker 3D Ergonomis
Mahasiswa FTI UMI Makassar memproduksi Masker 3D Ergonomis untuk tenaga medis. (Foto: IST)

Makassar, SULSELSEHAT – Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar membuat terobosan terbaru dengan memproduksi masker 3D yang diberi nama Ergonomis.

Ketua tim pembuatan masker, Rifdat Indratno mengatakan bahwa masker 3D tersebut dibuat untuk mengatasi kekurangan masker medis.

JANGAN LEWATKAN :

Selain itu, kata Rifdat, masker 3D Ergonomis ini juga lebih praktis dan ringan serta tahan lama sehingga cocok digunakan oleh tenaga medis.

“Masker 3D Ergonomis dibuat untuk menjawab kekurangan masker medis. Masker ini juga sangat praktis digunakan dan ringan sehingga sangat cocok buat tenaga medis,” ujarnya saat ditemui SulselSehat.com, Senin (15/06/2020).

BACA:  Cegah Klaster Perkantoran Covid-19, BPJS Kesehatan Makassar Perketat Aktivitas Layanan

Sementara itu, designer masker 3D Ergonomis, Firman mengisahkan bahwa dalam pembuatan masker dibutuhkan 5 jam untuk dapat menyelesaikan 1 buah masker dengan membutuhkan bahan plastik PLA sebanyak 10 meter untuk 1 buah masker.

“Kita membutuhkan 5 jam untuk membuat 1 masker dengan menggunakan 10 meter plastik PLA dengan menggunakam mesin khusus untuk membuat 1 masker,” ungkap dia.

Punya Keunggulan

Firman mengklaim, masker 3D Ergonomis buatannya itu memiliki sejumlah keunggulan dibanding masker biasa.

“Masker kain biasa droplet bisa melengket, sementara masker 3D ini droplet tidak lengket. Selain itu, masker 3D ini juga mengikuti bentuk wajah sehingga nyaman untuk digunakan,” tambahnya.

Untuk diketahui, droplet merupakan cairan lendir dan air liur yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan ukuran yang sangat kecil, bahkan terkadang tidak terlihat, dengan diameter berukuran antara 5 hingga 10 mikrometer.

BACA:  Pandemi Covid-19, Pelabuhan Soekarno-Hatta Berhasil jadi Pelabuhan Sehat

Saat ini, droplet masih dianggap sebagai satu-satunya media penularan virus Corona (Covid-19). Itulah sebabnya, setiap orang terutama tenaga medis, saat ini diharuskan selalu menggunakan masker agar tidak tertular Covid-19.

Lebih lanjut Firman menuturkan, pada tahap awal ini, mereka baru membuat 25 prototipe masker 3D pertama di Indonesia itu.

Ditanyakan soal harga produksinya, dia mengatakan hanya berkisar Rp 40.000 per buah.  Meski terbilang cukup murah, dirinya menegaskan masker tersebut tidak untuk diperjualbelikan.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT