Makassar, SULSELSEHAT — Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan webinar dengan tema “Pharmacogenomics in Obstetrics Pharmacy: Challenges and Oppurtunities“.
Webinar sesion empat ini menghadirkan Dosen Ilmu Farmasi Klinis, Universitas Sains Malaysia Nur Aizati Athira Daud, Ph.D, dan diikuti sekitar 200 peserta.
Dalam pemaparannya, Nur Aizati membahas terkait peluang dan tantangan farmakogenomik. Sebelumnya ia pun menjelaskan, terkait perbedaan farmakogenomik dan farmakogenetik yang sering kali dianggap sama.
Menurutnya, farmakogenetik merupakan studi tentang variasi karakteristik Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) dan Ribonucleic Acid (RNA) yang terkait dengan respons obat terhadap pengguna.
“Farmakogenomik merupakan cabang ilmu yang berkaitan dengan identifikasi efek dari variasi genetik individu pada keseluruhan gen (genom) terhadap respon obat yang digunakan,” jelas Nur melalui Zoom Meeting, Jumat (3/7).
Lanjutnya, aeiring dengan berkembangnya program genom manusia atau Human Genome Project dan teknologi analisis genetik untuk mengidentifikasi suatu gen yang dapat menimbulkan suatu penyakit telah menjadikan ilmu genetik sebagai era baru dalam dunia pengobatan.
Penggabungan mengenai gen dan farmakologi menciptakan studi baru yaitu farmakogenomik. Ilmu ini bertujuan untuk mengembangkan cara rasional dengan mengoptimalkan penggunaan obat yang disesuaikan dengan genotip pasien. Hal ini dilakukan untuk memastikan efisiensi dan meminimalisir efek samping dari obat yang digunakan.
Sebagai ilmu baru, penggunaan farmakogenomik dalam pengobatan akan mempermudah penemuan dan pengembangan obat baru secara tepat sehingga akan berdampak pada penurunan biaya pengobatan pasien. Namun, hal ini perlu dilakukan pengujian dan evaluasi untuk mengetahui kebermanfaatannya.
“Peran apoteker sangat dibutuhkan sebab dalam penelitian PGx utamanya dibidang kebidanan lebih banyak tantangan yang dihadapi, misalnya saja perubahan farmagonetik ibu selama kehamilan sampai pada perubahan genetika janin. Di Malaysia sendiri, penelitian ini banyak dilakukan dengan kolaborasi riset bersama perguruan tinggi lain,” terang Nur.
Sementara, Dekan Fakultas Farmasi Unhas Subehan saat membuka webinar tersebut mengatakan, webinar kali ini merupakan yang keempat kalinya dilakukan oleh Farmasi Unhas.
Olehnya ia memberikan apresiasi tinggi kepada para narasumber yang telah membagi waktu serta pengalaman riset mereka untuk Unhas.
“Kami berharap ini bukan yang terakhir menjadi narasumber. Kedepan, kegiatan berbasis daring seperti ini akan lebih sering kami lakukan utamanya dalam proses belajar mengajar mahasiswa ditengah pandemi. Untuk itu, saya harapkan bisa kembali bergabung bersama kami berbagi ilmu dengan para mahasiswa farmasi secara khusus,” harap Subehan.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.