Makassar, SULSELSEHAT — Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan ungkapan belasungkawanya atas meninggalnya salah satu dokter ahli penyakit dalam, Rumah Sakit Plamonia Makassar dr Adnan Ibrahim usai terpapar virus corona atau Covid-19.
Hal ini pun menambah daftar jumlah tenaga kesehatan termasuk dokter yang meninggal usai menangani pasien Covid-19.
Hhingga saat ini sudah ada lima dokter di Makassar yang meninggal dunia, antara lain dr. Bernadette Sp THT, dr. Herry Nawing SpA, dr. Theodorus Singara SpKJ, Prof. Dr. dr. Andi Arifuddin Djuanna, SpOG (K) dan dr Adnan Ibrahim.
“Ini tentunya semakin menambah luka mendalam bagi kami di keluarga besar IDI. Bertambahnya jumlah dokter yang gugur harus semakin menjadi perhatian bersama, bawah Covid-19 mesti kita cegah dan putus mata rantainya secara bersama-sama,” kata Anggota Bidang Kesekretariatan, Protokoler, dan Public Relations PB IDI dr Halik Malik saat dikonfirmasi Sulselsehat.com, Sabtu (15/8/2020).
dr Halik mengatakan, kedepan PB IDI pun akan semakin memperkuat peran tim audit dalam melakukan berbagai upaya perlindungan dan jaminan keselamatan bagi tenaga dokter serta meminimalisir risiko kepada petugas medis agar tidak lagi menjadi korban dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“Kita juga akan memastikan adanya jaminan keselamatan dan perlindungan kepada setiap dokter yang bertugas di lapangan agar tidak bertambah lagi korban yang menyebabkan kerugian yang lebih besar bagi bangsa ini,” tegasnya.
Sementara terkait kepergian dr Adnan Ibrahim, dirinya mengaku sangat kehilangan sosok dokter teladan yang menginspirasi. Bahkan bukan hanya bagi generasinya, tetapi hingga saat ini, bahkan yang akan datang.
“Almarhum meninggal di usia yang masih sangat produktif, almarhum juga adalah dokter yang potensial, aktif di berbagai bidang dan berdedikasi tinggi. Perjuangan dan pengabdiannya akan selalu kami kenang,” katanya.
Terpisah Humas IDI Kota Makassar dr Wahyudi Muchsin menegaskan, pihaknya mencatat hingga saat ini ada lima dokter di Makassar yang gugur sebagai pahlawan kemanusiaan Covid-19.
Sehingga dengan dengan bertambahnya angka tersebut maka dirinya berharap masyarakat semakin memperketat penerapan protokol kesehatan. Bahkan dirinya meminta untuk tidak memaksakan diterapkan adaptasi kebiasaan baru atau new normal.
“Jangan paksakan untuk melakukan new normal jika kondisi daerah kita belum betul-betul aman dari Covid-19. Kita harus bisa terus berbagai upaya untuk bisa menekan,” ujarnya.
Termasuk sinergi antara masyarakat dan pemerintah harus semakin terbangun. Misalnya masyarakat yang membantu dalam penanganan Covid-19 secara otomatis akan mengurangi angka pasien terkonfirmasi, sehingga juga ikut berdampak pada aktifitas pelayanan di rumah sakit yang dapat dikontrol.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.