Begini Cara UIM dan IDI Makassar Tangkal Covid-19

Gambar Gravatar
Rektor UIM Makassar Andi Majdah M Zain
Rektor UIM Makassar Andi Majdah M Zain didampingi Humas IDI Kota Makassar dr Wachyudi Muchsin saat memimpin langsung penyemprotan massal di seluruh gedung Kampus UIM. (Foto: Istimewa)

Makassar, SULSELSEHAT.COM — Tren penyebaran virus corona atau Covid-19 di Kota Makassar hingga pekan ini masih mengalami peningkatan signifikan. Hal ini berdasarkan jumlah kasus harian yang masih mencapai 300 hingga 400 kasus.

Kondisi ini pun ditindaklanjuti jajaran Universitas Islam Makassar (UIM) dengan membantu pemerintah dalam memerangi Covid-19.

JANGAN LEWATKAN :

Salah satunya adalah menekan penularan virus di lingkungan kampus dengan melakukan penyemprotan desinfektan.

“Meskipun aktivitas perkuliahan dilakukan dengan sistem daring, tetap beberapa aktivitas lainnya masih berlangsung di kampus. Olehnya upaya untuk menekan penularan masih perlu kita lakukan dengan terus mensterilkan lingkungan kampus,” kata Rektor UIM Andi Majdah M Zain, Senin (11/1/2021).

BACA:  Insentif Tak Kunjung Cair, 1.092 Nakes Covid-19 Lutim Setia Menanti

Hal ini juga untuk menghindari terjadinya klaster perkantoran di lingkungan kampus yang dapat memicu pertumbuhan kasus harian di Kota Makassar.

Penyemprotan yang dilakukan ini pun bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar dan Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Selatan.

“Kota Makassar saat ini angka kasus Covid-19 cukup mengerikan, olehnya kita harus mengambil upaya cepat untuk bisa menekan dan menangani penularan ini,” ujarnya.

Ia mengaku, UIM Makassar sejak adanya penyebaran Covid-19 di daerah berjuluk Kota Daeng ini telah konsen membantu pemerintah dalam menekan kasus.

Misalnya, pada pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik, pihak kampus menurunkan 700 mahasiswa menjadi Agen of Change dengan melakukan berbagi kegiatan.

Ia menyebutkan, di antaranya bagi masker, pembuatan hand sanitizer. Tak hanya itu seluruh kegiatan kemahasiswaan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

BACA:  Di Sulsel, Hanya Kota Palopo yang Masuk Zona Hijau Covid-19

Sementara, Humas IDI Makassar dr Wachyudi Muchsin mengungkapkan, pertumbuhan kasus Covid-19 disebabkan karena akumulasi dari aktivitas dan mobilitas yang terjadi sepanjang akhir tahun.

“Akumulasi peningkatan karena memang aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan cukup besar. Seperti berlibur, Pilkada Serentak Desember 2020 lalu, dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak se rumah,” ungkapnya.

Kendati demikian, salah satu faktor meningkatnya jumlah kasus, karena ada upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Pemkot Makassar dengan terus massif melakukan pelacakan dan tes Covid-19 di tengah masyarakat guna memutus mata rantai penyebarannya.

“Testing swab massal berjalan dengan baik di Pemkot Makassar, sehingga bisa dilakukan tresing dan treatmen yang maksimal,” akunya.

BACA:  Elitis Kluster Kantor vs Transmisi Lokal Covid-19

Secara kelembagaan IDI Makassar mengimbau kepada masyarakat agar tidak menganggap remeh pandemi Covid-19 jni, sebab okupansi ruang isolasi di Makassar sudah di atas 85 persen, begitu pun ruang ICU atau nit perawatan intensif di atas 80 persen.

“Kondisi ini juga terjadi di daerah-daerah lain dimana pasien terus bertambah,” katanya.

Dokter Yudi menjelaskan, tingginya penularan Covid-19 di Indonesia juga bisa dilihat dari angka positivity rate yang mencapai 29,5 persen. Data harian positivity rate Indonesia ini, sudah lima kali lipat melebihi standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) yakni 5 persen.

“Untuk itu kita perlu selalu senantiasa menerapkan 3 M, yakni konsisten pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Inilah kunci efektif menekan penyebaran Covid-19,” tegasnya.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT