Sudah 48 Dokter Meninggal Dunia Akibat Positif Covid-19, PB IDI: Skrining Perlu Diperketat

Gambar Gravatar
Ilustrasi Pasien Meninggal Dunia Karena Covid-19.
Ilustrasi Pasien Meninggal Dunia Karena Covid-19.

Makassar, SULSELSEHAT — Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat hingga saat ini sebanyak 48 dokter meninggal dunia akibat terpapar virus corona atau Covid-19, tiga diantaranya berasal dari Kota Makassar.

Humas Pengurus Besar (PB) IDI dr. Halik Malik mengatakan, gugurnya tenaga medis sebagai pejuang yang berada di garda terdepan dalam melawan Covid-19 merupakan luka yang sangat mendalam bagi IDI secara keseluruhan.

JANGAN LEWATKAN :

Menurutnya, ada berbagai sebab yang melatarbelakangi tingginya kematian dokter yang berhubungan dengan Covid-19 di Indonesia.

Salah satunya, minimnya alat perlindungan diri (APD) lengkap yang digunakan tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat saat menangani pasien Covid-19.

BACA:  Jelang Pilkada, Puskesmas Diminta jadi Wadah Edukasi Protkes Covid-19

“Di Indonesia, pada awal pandemi, banyak tenaga medis gugur karena tidak siap, misalnya karena APD kurang, APD dimodifikasi, kebiasaan praktik berubah sehingga tertular dari pasien positif. Pasien yang menularkan ke tenaga medis lebih banyak karena pasien tanpa gejala sementara petugasnya tidak cukup terlindungi,” katanya saat dikonfirmasi Sulselsehat.com, Rabu (08/07/2020).

Lanjutnya, tidak adanya skrining pasien, alur layanan untuk Covid-19 tidak dibedakan, sistem kesehatan yang tidak memadai seperti langkah deteksi, isolasi atau terapi dan lain-lain, adanya faktor risiko dan kerentanan seperti usia, penyakit, dan comorbid lainnya, dan riwayat kontak dengan pasien positif maupun pasien umum (OTG).

“Dokter sendiri bisa saja tidak mengetahui apakah ada riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tapi terkait kondisi kesehatannya apakah berisiko mengalami sakit berat jika tertular seharusnya para dokter mengetahui. Saat ini orang tanpa gejala cukup banyak, banyak yang tidak mengetahui sebelumnya kalau dirinya sudah tertular, oleh karena itu skrining perlu lebih diperketat di setiap fasilitas kesehatan,” terangnya.

BACA:  Update Covid-19 Lutra: Pelajar Warga Mappadeceng Terkonfirmasi Positif

Lanjut Halik, langkah kongkrit yang harus dilakukan dalam menekan jumlah dokter meninggal akibat Covid-19 yaitu melakukan skrining ketat di setiap fasilitas kesehatan dan penetapan Rumah Sakit (RS) khusus Covid-19 juga diyakini mampu menekan angka kejadian infeksi silang antar petugas maupun pasien di rumah sakit.

“Kami juga berharap pemerintah perlu membuka akses layanan swab test ke semua RS untuk kepentingan skrining petugas secara berkala. Termasuk para dokter yang memiliki risiko dan kerentanan diminta untuk tidak ikut menangani pasien Covid-19,” tegas jebolan Fakultas Kedokteran Unhas itu.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT