Makassar, SULSELSEHAT.COM — Vaksin virus corona atau Covid-19 buatan Sinovac, China telah lolos uji klinis. Vaksin ini pun dipastikan dapat membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity dari beberapa kandungan yang ada didalamnya.
Ada empat kandungan penting pada vaksin. Pertama, antigen yang merupakan virus atau bakteri yang telah dibunuh atau dilemahkan untuk melatih tubuh mengendalikan dan melawan penyakitnya jika terkena di masa mendatang.
Kedua, adjuvant yang merupakan substansi pembantu yang memperkuat respon imun terhadap antigen. Ketiga, pengawet, tujuannya untuk memastikan vaksin tetap efektif.
Kemudian kandungan keempat yakni stabilisator, yakni untuk melindungi vaksin selama penyimpanan dan saat didistribusikan.
“Proses pengembangan vaksin dikawal ketat dari awal sampai dengan produksi, izin edar, distribusi, dan pelaksanaan vaksinasi, karenanya vaksin sudah pasti dijamin keamanan dan efektivitasnya,” kata Menteri Kesehatan RI dr. Terawan Agus Putranto, Kamis (10/12/2020).
Vaksin Covid-19 ini pun dapat membentuk kekebalan kelompok. Di mana, kekebalan kelompok bisa tercapai ketika mayoritas populasi di suatu wilayah sudah diimunisasi.
“Melalui vaksinasi, maka semakin banyak orang yang terlindungi termasuk kelompok rentan. Jangan takut imunisasi, karena program imunisasi di Indonesia sudah terbukti ampuh melawan penyakit menular,” tegasnya.
Terpisah, Pakar Imunisasi dr. Elizabeth Jane Soepardi menjelaskan, masyarakat perlu mengetahui bahwa vaksin merupakan produk biologis yang memiliki kerentanan pada perubahan suhu.
Oleh karena itu umumnya vaksin perlu tersimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, dan suhu ini harus terjaga dari pabrik sampai ke puskesmas.
Proses menjaga suhu vaksin di kondisi ideal dari awal sampai akhir inilah yang disebut cold chain (rantai dingin). Dengan begitu masyarakat menjadi tahu bahwa vaksin terjaga kualitasnya sejak awal sampai ke pemberian vaksinasi.
“Dari mana pun asal vaksinnya itu nanti, akan melalui pabrik vaksin kita di PT Bio Farma. Mereka sudah mempunyai armada untuk menerima dan mendistribusikan vaksin. Jadi kita sudah punya depo-depo vaksin. Kemudian Provinsi sudah memiliki cold room, atau lemari penyimpanan khusus,” katanya.
Indonesia telah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam melaksanakan program vaksinasi. Proses distribusi vaksin di Indonesia bisa dilakukan dari Aceh sampai Papua dan sudah menggunakan sistem cold chain yang baik, hingga ke pelosok negeri.
Selain itu, lemari penyimpan berpendingin khusus yang ada di provinsi, bisa menyimpan vaksin untuk jangka waktu 3 hingga 6 bulan dengan suhu terjaga di angka 2 hingga 8 derajat celcius.
Pengiriman ini kemudian dilakukan secara bertahap ke level kabupaten/kota hingga ke rumah sakit dan puskesmas.
“Saat keluar dari cold room, vaksin pun harus cepat dimasukkan ke kotak sementara yang dirancang khusus untuk menjaga temperaturnya dalam perjalanan,” tegas dr. Elizabeth.
Mengingat vaksinasi harus dilakukan dengan teratur agar terjaga kualitasnya, idealnya pemberian vaksin itu harus terjadwal, pada tanggal berapa, jam berapa, dan di mana lokasinya.
Baik petugas yang memberi pelayanan maupun masyarakat harus tahu, sehingga pada waktunya nanti pemberi pelayanan dan yang dilayani bertemu dengan teratur.
“Dengan menyusun jadwal jauh-jauh hari sebelumnya, diharapkan proses pelayanan berlangsung dengan lebih cepat. Maksimum satu orang hanya memerlukan 10 menit untuk dilayani dari pendaftaran hingga vaksinasi”, tutur dr. Elizabeth.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.