Makassar, SULSELSEHAT — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga berharap, pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2020 seluruh yang menjadi kebutuhan dan hak anak dapat dipenuhi. Salah satunya pemenuhan anak untuk terus sehat agar terhindar dari berbagai penularan penyakit.
Salah satunya aman dan terlindungi dari penularan virus corona atau Covid-19 yang masih menjadi permasalahan hingga sekarang ini.
“Pemerintah daerah dan lembaga-lembaga terkait lainnya harus bisa memastikan agar suara-suara anak ini dapat kita dengar. Termasuk dalam mendorong peran orangtua untuk memberikan jaminan penuh pada pemenuhan kesehatan anak, serta menjamin anak tidak menjadi korban kekerasan,” katanya saat menghadiri Puncak Perayaan Hari Anak 2020 Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan di Ruang Rapat Pimpinan, Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (19/8/2020).
Menurutnya, dengan anak sehat maka ia akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cerdas, mandiri dan berkualitas.
“Makanya anak-anak yang kita lahirkan harus dibentuk bukan hanya menjadi anak cerdas, kreatif tetapi juga harus sehat. Baik secara mental maupun spiritual karena anak kita ini adalah generasi kita di masa datang,” kata Bintang Puspayoga.
Seluruh pihak harus dapat menjamin anak-anak saat ini dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat termasuk dari penularan Covid-19.
“Kita juga jadikan momentum peringatan HAN ini yang juga bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI dengan menciptakan anak-anak kita menjadi pahlawan-pahlawan kecil dalam melawan Covid-19. Mereka kita bimbing menjadi anak yang terus kreatif, inovatif dan tetap sehat,” harapnya.
Selain itu langkah yang dilakukan Kemen PPPA dalam melindungi anak dari penularan Covid-19 di tengah-tengah kebijakan pembukaan sekolah tatap muka pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Kemendikbud.
Bintang mengatakan, sebelum penerapan proses pembelajaran dengan tatap muka diberlakukan, ia meminta setiap daerah memperhatikan lima aspek.
Pertama, harus melihat kesiapan anak-anak mengikuti pelajaran, kedua, kesiapan orangtua dalam memberikan pemahaman terhadap anaknya.
“Kalau anak sampai Kelas 1-3 SD mereka belum mandiri, nah edukasi yang intens harus diberikan kepada anak-anak seperti mereka harus pakai masker, tidak boleh saling tukaran masker, dan lain-lain,” jelasnya.
Ketiga yakni pemerintah daerah juga harus melihat atau mempersiapkan sarana dan prasarana dalam menunjang anak-anak sejak dari rumah hingga ke sekolah. Semisal kendaraan yang digunakan para siswa menuju ke sekolah, karena tidak semua siswa memiliki kendaraan.
“Tidak semua anak-anak yang akan belajar offline disituasi yang sulit ini mereka punya kendaraan sendiri, jadi ketika mereka menggunakan kendaraan umum ini juga harus diperhatikan,” jelasnya.
Olehnya itu, pihaknya kembali menegaskan bahwa proses pembelajaran tatap muka di sekolah tidak bisa dilakukan secara menyeluruh oleh pemerintah daerah. Karena, ini harus melihat kondisi atau situasi penyebaran Covid-19 dan pemenuhan beberapa hal tersebut.
“Tidak serta merta diberlakukan ke semua, hanya diberikan ke situasi yang hijau, kalau memungkinkan yang orange ini kebijakan dari kemendikbud. Hanya saja kami tetap melakukan komunikasi intens agar tetap memperhatikan hak-hak anak,” jelasnya.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.