Makassar, SULSELSEHAT — Pakar Epidemiologi Universitas Hasanuddin Prof Ridwan Amiruddin mengkhawatirkan akan terjadi lonjakan penularan kasus virus corona atau Covid-19 di Sulawesi Selatan pada pertengahan tahun ini.
Salah satu penyebab yakni pada penyelenggaraan pesta demokrasi yang akan berlangsung di 12 kabupaten/kota di Sulsel, diantaranya Kota Makassar dan Kabupaten Gowa yang merupakan zona merah penyebaran.
Menurutnya, pergerakan massa yang sangat besar dari masing-masing pendukung pasangan calon kepala daerah cenderung mengabaikan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
“Kita khawatir karena pergerakan atau pertemuan massa pendukung paslon tidak bisa dibendung. Misalnya yang kemarin terjadi saat pendaftaran. Baru pendaftaran saja massanya sudah begitu melimpah, dan tidak ada kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” kata Prof Ridwan saat dikonfirmasi, Selasa (8/9/2020).
Di tengah penyebaran virus yang mengancam kesehatan ini, seluruh kandidat pasangan calon kepala daerah harusnya bisa memberikan pengarahan yang baik kepada massa pendukung mereka.
Kandidat dapat menjadi pelopor dan teladan bagi pendukungnya untuk bersama-sama menjalankan pesta demokrasi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat demi menekan terjadinya laju penularan virus secara besar-besaran.
“Kandidat kepala daerah yang baik adalah mereka yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kesehatan warganya. Ini juga sesuai arahan Mendagri agar para kandidat dapat mendisiplinkan pengikut atau pendukungnya agar bisa tetap menekan penularan virus ditengah-tengah pilkada,” terangnya.
Lanjut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas ini, pelaksanaan Pilkada di tengah pandemi memang menjadi tantangan bagi penyelenggaraan seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Olehnya sangat dibutuhkan peran seluruh kandidat calon kepala daerah dalam membantu.
“Kita lihat proses pendaftaran kemarin di kabupaten/kota termasuk di Luwu dan Bulukumba, mereka tidak bisa menekan terjadinya perkumpulan dan pertemuan massa yang besar. Kemudian cenderung abai dan lepas kendali terhadap protokol. Pada situasi ini tentu memungkinkan terjadi transmisi yang sangat intens,” katanya.
Prof Ridwan menegaskan, jika pada proses tahapan pilkada selanjutnya massa dan pendukung pasangan calon membludak dan abai maka dipastikan pertumbuhan kasus hingga akhir tahun akan melonjak.
“Saat ini jika kita melihat dari angka pertumbuhan kasus di Sulsel itu sepertinya seminggu terakhir di atas 100 lagi, bahkan angka Rt nya sudah mencapai 1,12. Nah ini menjadi tantangan tersendiri karena kita pernah berada diangka kasus yang rendah, sekarang menghadapi kasus yang tinggi lagi,” tutup Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Covid-19 Sulsel ini.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.