Makassar, SULSELSEHAT — Peringatan Hari Aids Sedunia (HAS) yang diperingati setiap 1 Desember setiap tahunnya diharapkan semakin membuka pemahaman masyarakat agar tidak memberikan stigma maupun diskriminasi kepada Orang Dengan HIV/AIDS atau ODHA.
“Dengan pemahaman tersebut diharapkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA akan menurun bahkan hilang,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI dr. Siti Nadia Tarmizi, Rabu (2/12/2020).
Ia mengatakan, pada peringatan HAS 2020 ini mengangkat tema “Perkuat Kolaborasi, Tingkatkan Solidaritas: 10 Tahun Menuju Akhir AIDS 2030″.
Tema ini diambil dengan maksud untuk memperkuat kolaborasi dan solidaritas atas pemangku kepentingan dalam melakukan pencegahan serta pengendalian HIV/AIDS.
Termasuk pula, bagaimana mendorong agar setiap orang mengetahui status HIV/AIDS pada dirinya dengan melakukan tes HIV serta segera melakukan pengobatan Antiretroviral (ARV) bagi ODHA.
“Di tahun ini memang menjadi tahun yang berat, khususnya dalam hal kesehatan. Di mana pemerintah selain berfokus pada pencegahan dan penanganan Covid-19, juga harus terus melakukan upaya penanganan untuk masalah kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS,” tegasnya.
Ia menyebutkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga Juni 2020 jumlah ODHA di Indonesa dilaporkan mencapai 398.784 kasus.
Dari jumlah tersebut, diperkirakan pada akhir 2020 ini jumlahnya meningkat menjadi 543.100 orang.
“Melalui Rancangan Aksi Nasional (RAN) hingga 2024 mendatang, kita targetkan infeksi HIV berkurang, infeksi baru HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada anak berkurang serta Infeksi Sifilis menurun,” harapnya.
Sementara, Sekretaris Jenderal Kemenkes RI dr. Oscar Primadi mengatakan, penguatan kolaborasi harus dilakukan dengan semua pihak termasuk pemerintah pusat, daerah, swasta dan seluruh masyarakat.
Dengan kolaborasi itu, upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS ke depan bisa terselesaikan dan target ending HIV/AIDS pada 2030 mendatang dapat tercapai.
Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai HIV/AIDS, pihaknya menekankan agar diseminasi informasi mengenai pencegahan dan pengendalian HIV yang benar kepada masyarakat luas, tes HIV bagi semua orang serta pengobatan sedini mungkin bagi mereka yang positif.
“Untuk mengakhiri epidemi dan ending HIV/AIDS pada 2030, kita mewujudkan Three Zero yaitu tidak ada kasus baru HIV/AIDS, tidak ada kematian akibat HIV/AIDS, tidak ada stigma dan diskriminasi pada ODHA,” terangnya.
Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Kesehatan telah mencanangkan Program Suluh, Temukan, Obati dan Pertahankan atau STOP.
Ia berharap, berbagai upaya yang telah dirancang untuk pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS di Indonesia dapat berjalan dengan baik.
Sebagai bagian dari akselerasi menuju berakhirnya epidemi AIDS 2030 melalui jalur cepat 95-95-95, dalam rangkaian peringatan HAS 2020, Kementerian Kesehatan meluncurkan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS dan PIMS Tahun 2020-2024.
“Nantinya RAN tersebut akan digunakan sebagai acuan serta pedoman oleh pemangku kepentingan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang bertugas di bidang kesehatan. Sehingga diharapkan, kasus HIV/AIDS di Indonesia terus menurun,” harap dr. Oscar.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.