2030, Gowa Target jadi Kabupaten Bebas Kusta

Gambar Gravatar
Ilustrasi penyakit kusta
Ilustrasi penyakit kusta. Pasien kusta maupun OYPMK diminta tidak diberikan sitma dan diskriminasi.

Gowa, SULSELSEHAT. COM — Hingga saat ini penyakit kusta masih menjadi ancaman besar bagi Indonesia. Bahkan tercatat negara Indonesia berada pada peringkat ketiga di dunia dengan angka penyakit kusta tertinggi setelah India dan Brazil.

Tak hanya itu berdasarkan data Sistem Informasi Penyakit Kusta (SIPK) per 25 Agustus 2020 menunjukkan bahwa masih ada 146 kabupaten-kota di 26 provinsi yangbbelum mencapai eliminasi kusta.

JANGAN LEWATKAN :

Untuk jumlah kasus kusta yang terdaftar sekitar 18.000. Kasus tersebut tersebar di 7.548 desa yang mencakup wilayah kerja 1.975 puskesmas, di 341 kabupaten/kota di Indonesia.

BACA:  Pasien Kusta dan OYPMK Tak Boleh Dapatkan Stigma Negatif dan Diskriminasi

Khusus di Sulawesi Selatan sepanjang 2019 ditemukan 108 kasus dengan prevalensi rate sebesar 10.000 penduduk. Nilai ini pun naik 1.5 persen dari prevelansi rate tahun sebelumnya 1.4 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa dr. Hasanuddin mengatakan, dengan melihat angka kasus kusta yang masih cukup tinggi pihaknya pun menargetkan pada 2030 mendatang, Kabupaten Gowa menjadi daerah bebas kusta.

“Kami ikut dalam program nasional agar Gowa bebas penyakit kusta di 2030,” ujarnya, Kamis (19/11/2020).

Menurutnya, tingginya angka penderita penyakit kusta di Kabupaten Gowa, karena upaya dan langkah preventif yang telah dilakukan pemerintah. Misalnya Tim Dinas Kesehatan yang giat untuk mencari hingga lingkungan ke bawah.

BACA:  Tenaga Kesehatan Diperkenalkan Metode Baru Pencegahan dan Pengendalian Kusta

“Penyakit kusta itu bagaikan fenomena gunung es diatas terlihat sedikit tetapi di bawah banyak. Kami melakukan pencarian mulai dari sekolah hingga rumah-rumah. Karena kami bergerak mencari maka temuan kasus dilapangan bertambah,” tambahnya.

Ia melanjutkan bahwa penyakit kusta ini sangat inpeksius, masa inkubasinya 4 hingga 5 tahun. Misalnya, si A penderita kusta yang berinteraksi dengan si B, maka gejala penyakit kusta si B akan muncul 4 tahun tahun kedepan.

“Jadi memang rentan waktunya memang sangat lama tapi bisa sembuh,” tambah dr Hasanuddin.

Menurutnya, dampak jangka panjang kusta bagi penderitanya yakni penyakit kusta tidak mematikan, tetapi kecacatan yang ditimbulkannya akan mencuri masa depan penderitanya. Akibatnya yang bersangkutan akan menjadi beban sosial dan ekonomi bagi keluarga dan masyarakat di lingkungannya.

BACA:  Tenaga Kesehatan Diperkenalkan Metode Baru Pencegahan dan Pengendalian Kusta

Untuk kasus penyakit kusta di wilayah Kabupaten Gowa banyak di temukan di dataran rendah yang padat penduduk seperti Kecamatan Pallangga, Barombong, Bajeng, Bajeng Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan. Sementara untuk dataran persentasenya masih sangat kecil.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT