Oleh: Andi Fajar Wela (Mahasiswa Doktoral FKM Unhas)
Kesenjangan akses terhadap layanan kesehatan masih menjadi tantangan signifikan, terutama di wilayah geografis yang sulit dijangkau seperti daerah terpencil.
Jarak yang jauh, infrastruktur transportasi yang terbatas, dan kurangnya tenaga kesehatan menjadi penghalang utama bagi masyarakat di wilayah ini untuk mendapatkan perawatan yang memadai dan tepat waktu.
Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kualitas hidup individu tetapi juga menghambat pembangunan sosial dan ekonomi secara keseluruhan. Dalam konteks ini, inovasi teknologi menawarkan solusi transformatif.
Telemedicine, dengan kemampuannya untuk menjembatani jarak melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, hadir sebagai harapan baru untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan.
Melalui konsultasi jarak jauh, diagnosis, pemantauan kondisi pasien, hingga pemberian resep secara daring, telemedicine mampu menjangkau populasi yang selama ini terisolasi dari layanan kesehatan konvensional.
Namun, implementasi telemedicine yang efektif di daerah terpencil tidak dapat berdiri sendiri. Dibutuhkan sinergi yang kuat antara telemedicine dengan sistem layanan kesehatan yang sudah ada.
Integrasi ini melibatkan pemanfaatan infrastruktur kesehatan lokal, seperti puskesmas dan posyandu, sebagai titik kontak pertama pasien. Tenaga kesehatan di tingkat primer dapat menjadi fasilitator yang menghubungkan pasien dengan dokter spesialis atau layanan kesehatan lanjutan melalui platform telemedicine.
Penguatan kapasitas tenaga kesehatan di daerah terpencil menjadi kunci keberhasilan integrasi ini. Pelatihan tentang penggunaan teknologi telemedicine, pemahaman protokol konsultasi jarak jauh, dan peningkatan keterampilan dalam mendiagnosis dan menangani kasus melalui media digital menjadi investasi yang krusial.
Selain itu, dukungan teknis yang berkelanjutan dan ketersediaan perangkat serta konektivitas internet yang memadai di fasilitas kesehatan primer juga menjadi prasyarat penting.
Pemerintah memegang peran strategis dalam mewujudkan integrasi ini. Dukungan kebijakan dalam bentuk peraturan daerah (perda), penganggaran melalui APBD, serta kerja sama lintas sektor menjadi faktor penentu keberhasilan.
Pemerintah daerah juga memiliki kewenangan dalam menugaskan dan meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan lokal agar mampu menjalankan sistem berbasis teknologi ini.
Beberapa daerah telah memulai inisiatif serupa, seperti penggunaan sistem rujukan digital dan telekonsultasi antar puskesmas dan rumah sakit rujukan.
Pemerintah daerah perlu menjadikan keberhasilan ini sebagai referensi dan mendorong perluasan cakupan layanan serupa ke wilayah yang lebih luas, dengan menyesuaikan pada konteks dan kebutuhan lokal. Namun, terdapat tantangan yang perlu diatasi, antara lain keterbatasan jaringan internet, rendahnya literasi digital masyarakat, serta ketersediaan perangkat teknologi di fasilitas kesehatan.
Untuk itu, pemerintah daerah perlu bersinergi dengan pemerintah pusat, khususnya Kementerian Kominfo dan Kementerian Kesehatan, dalam penyediaan infrastruktur dasar dan pelatihan tenaga kerja.
Selain itu, keberhasilan program ini sangat bergantung pada keterlibatan masyarakat. Pemerintah daerah dapat menggandeng tokoh adat, tokoh agama, serta kelompok masyarakat sipil untuk menjadi agen edukasi dan pendampingan penggunaan layanan telemedicine, khususnya dalam konteks budaya lokal.
Sinergi antara telemedicine dan layanan kesehatan konvensional di daerah terpencil adalah langkah strategis menuju terwujudnya keadilan dan pemerataan akses kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan kebijakan yang tepat, investasi yang terarah, dan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, mimpi untuk menghadirkan layanan kesehatan berkualitas hingga ke pelosok negeri dapat menjadi kenyataan.
Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah perlu memprioritaskan pengembangan dan implementasi kebijakan yang mendukung integrasi telemedicine dalam sistem layanan kesehatan di daerah terpencil.
Langkah ini bukan hanya investasi dalam teknologi, tetapi juga investasi dalam kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang selama ini kurang terlayani. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan berdaya. (*)
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.