JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memperingati Hari Pendengaran Sedunia (World Hearing Day/WHD) 2025 dengan menggelar berbagai program edukasi dan skrining pendengaran bagi masyarakat.
Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan telinga serta mendorong deteksi dini gangguan pendengaran.
Dalam Media Briefing yang digelar, Plt. Dirjen Penanggulangan Penyakit Kemenkes, dr. Yudhi Pramono, mengungkapkan bahwa tema nasional peringatan tahun ini adalah “Cegah Gangguan Pendengaran, Ayo Peduli”, sejalan dengan tema internasional WHO, “Changing Mindsets: Empower Yourself! Make Ear and Hearing Care a Reality for All!”.
Menurut WHO, lebih dari 5% populasi dunia—sekitar 430 juta orang—memerlukan rehabilitasi pendengaran, termasuk 34 juta anak-anak.

Angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 2050, dengan 700 juta orang diprediksi membutuhkan intervensi medis terkait pendengaran.
Di Indonesia, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023, prevalensi gangguan pendengaran mencapai 0,4% dengan tingkat penggunaan alat bantu dengar sebesar 4,1%.
Fakta ini menunjukkan perlunya langkah konkret untuk menekan angka gangguan pendengaran di masyarakat.
Kemenkes telah menyiapkan strategi pencegahan dan penanganan melalui empat pilar utama: promosi kesehatan, deteksi dini, perlindungan khusus, dan penanganan kasus.
Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan gratis di puskesmas, termasuk layanan skrining pendengaran bagi masyarakat yang berisiko.
Ketua Umum PERHATI-KL, dr. Yussy Afriani Dewi, menekankan pentingnya pencegahan sejak dini. “Sebanyak 60% kasus gangguan pendengaran sebenarnya bisa dicegah.
Oleh karena itu, edukasi, pemeriksaan rutin, serta gaya hidup sehat sangat diperlukan untuk menekan risiko gangguan pendengaran,” jelasnya.
Selain itu, dr. Yussy juga mengingatkan bahwa gangguan pendengaran yang tidak tertangani dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk komunikasi, pendidikan, dan pekerjaan.
“Bahkan, risiko demensia meningkat pada orang dengan gangguan pendengaran yang tidak diatasi,” tambahnya.
Sebagai bagian dari kampanye WHD 2025, pemerintah bersama PERHATI-KL dan berbagai mitra kesehatan menggelar berbagai kegiatan, termasuk seminar, skrining gratis, serta penyuluhan kepada masyarakat.
Dengan semakin banyaknya upaya yang dilakukan, diharapkan kesadaran masyarakat akan kesehatan pendengaran semakin meningkat, demi menciptakan generasi dengan pendengaran yang sehat dan optimal. (*)
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.