Wamenkes Prof Dante: Transplantasi Ginjal Solusi Efektif dan Hemat Biaya

  • Whatsapp
Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono
Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono

JAKARTA – Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, menegaskan bahwa transplantasi ginjal merupakan solusi kesehatan yang lebih efektif dibandingkan cuci darah dalam jangka panjang. Selain meningkatkan kualitas hidup pasien, transplantasi ginjal juga dinilai lebih efisien dari segi pembiayaan kesehatan.

“Transplantasi ginjal bukan hanya solusi medis, tetapi juga pendekatan yang lebih efektif dari sisi biaya dan manfaat jangka panjang,” ujar Prof. Dante dalam diskusi publik yang digelar di Jakarta pada Selasa (11/3).

Dalam kesempatan tersebut, ia mengungkapkan bahwa hingga kini, prosedur transplantasi ginjal telah dapat dilakukan di 19 pusat kesehatan di berbagai wilayah Indonesia, dan jumlahnya akan terus bertambah.

“Kami berkomitmen untuk terus menambah jumlah pusat transplantasi ginjal guna memperluas akses bagi pasien yang membutuhkan,” katanya.

Sebagai bagian dari transformasi sistem kesehatan rujukan, Kementerian Kesehatan telah membangun jejaring pengampuan rumah sakit yang menangani penyakit katastropik, termasuk gangguan ginjal. Prof. Dante menegaskan bahwa penyakit ginjal merupakan salah satu penyakit katastropik yang jika tidak dikelola dengan baik, dapat membebani sistem pembiayaan kesehatan nasional.

“Jika tidak ditangani dengan tepat, beban pembiayaan kesehatan akibat penyakit ginjal akan terus meningkat,” katanya.

Menurutnya, biaya yang harus dikeluarkan bagi pasien cuci darah bisa mencapai Rp420 juta per tahun, sedangkan transplantasi ginjal yang berkisar antara Rp300 hingga Rp350 juta dinilai lebih efisien dalam jangka panjang.

Diskusi ini bertujuan untuk merumuskan langkah-langkah strategis guna mengembangkan layanan transplantasi ginjal di Indonesia. Salah satu isu utama yang disoroti adalah rendahnya literasi masyarakat terkait donor organ. Banyak orang yang ingin menjadi pendonor ginjal tetapi tidak mengetahui prosedur yang harus ditempuh.

“Pendidikan dan sosialisasi mengenai donor ginjal perlu terus diperkuat agar masyarakat memahami prosedurnya serta pentingnya berbagi organ demi menyelamatkan nyawa sesama,” tambahnya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) yang telah berinisiatif menggelar diskusi ini.

Menurutnya, acara semacam ini dapat menjadi forum produktif dalam mengembangkan kebijakan serta meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

“Kami berharap diskusi ini dapat memberikan masukan berharga bagi pemerintah dalam memperbaiki layanan kesehatan, sehingga transplantasi ginjal dapat lebih mudah diakses oleh masyarakat luas,” ujarnya.

Prof. Dante menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya memastikan layanan transplantasi ginjal berjalan optimal dan dapat diakses oleh lebih banyak pasien di seluruh Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk memastikan layanan ini terus berjalan dengan baik. Ini adalah bagian dari tanggung jawab Kementerian Kesehatan sebagai penggerak utama sistem kesehatan nasional,” pungkasnya.

Dengan adanya diskusi ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang memahami pentingnya transplantasi ginjal dan donor organ, serta mendukung langkah-langkah pemerintah dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi penderita penyakit ginjal di Indonesia. (*)

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT