3 Klaster Penyebaran Covid-19 di Sulsel, Salah Satunya Tenaga Kesehatan

Gambar Gravatar
Pandemi COVID-19

Makassar, SULSELSEHAT — Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (TGTPP) Covid-19 Sulawesi Selatan menyebutkan, penyebaran virus corona atau Covid-19 saat ini dipengaruhi dari tiga kluster baru.

Hal ini diungkapkan Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin.

JANGAN LEWATKAN :

Ia mengatakan, angka kasus positif Covid-19 di Sulsel masih fluktuatif. Kasus harian terkonfirmasi pun masih terus bertambah.

“Ada tiga kluster baru penularan Covid-19 di Sulsel. Meski secara umum, penularan transmisi lokal yang masih terus terjadi,” katanya kepada Sulselsehat.com, Rabu (15/07/2020).

BACA:  Gubernur Sulsel Siapkan Reward untuk RT/RW yang Keluar dari Zona Merah Covid-19

Prof Ridwan menjelaskan, jika mengacu pada pola yang dikembangkan di Universitas Hasanuddin, tiga jenis klaster yang berkembang saat ini yakni klaster tenaga kesehatan, klaster dari kelompok yang belum jelas sumbernya, dan klaster gugus tugas.

“Untuk klaster nakes, jadi itu tenaga kesehatan yang pulang ke rumah. Klaster dari kelompok yang belum jelas sumbernya. Klaster ini disebut penularannya bersifat sporadis yang terjadi di beberapa lokasi keramaian. Kemudian klaster teman-teman yang bekerja di gugus tugas, baik gugus kota maupun provinsi,” jelasnya.

Dirinya pun mengimbau, dari tiga klaster yang ada, salah satu yang perlu diwaspadai yaitu klaster nakes. Klaster ini menjadi salah satu penyumbang tingginya angka kasus Covid-19 di Sulsel. Bahkan penyebarannya dikhawatirkan semakin menjadi luas di daerah.

BACA:  Tunjang Kelengkapan Layanan Kesehatan, Aliyah Mustika Ilham Salurkan Alkes di 6 Kabupaten

Prof Ridwan mencontohkan di Kabupaten Takalar, sudah ada beberapa puskesmas yang tenaga kesehatannya mengalami peningkatan jumlah kasus terpapar Covid-19.

Begitu juga di Jeneponto, yang membuat beberapa puskesmas, dan rumah sakitnya harus ditutup.

“Takalar sudah sempat dua minggu lalu menutup rumah sakitnya dan beberapa puskemas di Jeneponto juga ditutup. Ini tidak terlepas dari pasien-pasien yang datang ke pusat layanan, yang dilayani sebagai pasien biasa, tapi ternyata sudah jadi sumber penularan,” terang Prof Ridwan.

Menurutnya, potensi keterpaparan tenaga kesehatan tidak hanya terjadi di rumah sakit atau puskemas. Namun juga di pusat isolasi program Covid-19 yang tersebar di hotel-hotel yang disiapkan Pemprov Sulsel.

BACA:  Realisasi Anggaran Penanganan Covid-19 di Sulsel Capai Rp 123 Miliar

“Ini harus diwaspadai teman-teman petugas bahwa kemungkinan penularan bukan terjadi di RS, tetapi pada tempat-tempat karantina petugas kita juga. Dan ternyata saat karantina ini mereka tidak begitu disiplin menjaga jarak. Kemudian pertukaran protap-protap medis. Ini yang perlu petugas kita disiplinkan,” tegasnya.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT