Makassar, SULSELSEHAT — Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajarannya untuk terus mengupayakan perbaikan dan peningkatan penanganan pandemi virus corona atau Covid-19.
Baik pada peningkatan angka kesembuhan pasien, standar pengobatan, hingga perawatan di tempat-tempat isolasi.
Apalagi berdasarkan rata-rata kasus aktif Covid-19 di Indonesia saat ini tercatat sebesar 19,97 persen, atau lebih rendah daripada rata-rata kasus aktif Covid-19 di dunia.
“Saya kira bagus karena ini lebih rendah dari rata-rata kasus aktif Covid dunia yang mencapai 22,1 persen,” ujarnya saat memimpin rapat terbatas melalui konferensi video di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (12/10/2020).
Jokowi pun meminta, dalam memaksimalkan penanganan, pemerintah provinsi harus mengikuti langkah dan upaya yang dilakukan Pemprov Sulawesi Selatan.
Mulai dari memantau pengendalian secara ketat dan meningkatkan jumlah pemeriksaan, penelusuran, serta perawatan pasien Covid-19.
“Saya mencatat angka-angka yang ada, Provinsi Jawa Timur dan Sulsel menunjukkan perbaikan dalam pengendalian Covid-19. Saya kira ini bisa dijadikan contoh oleh provinsi-provinsi yang lain,” katanya.
Termasuk provinsi yang jumlah kasus dan angka penularannya masih cukup tinggi.
Menurut Jokowi, penanganan Covid-19 dapat maskimal jika angka rata-rata kesembuhan terus diperbaiki, terus ditingkatkan, dengan meningkatkan standar pengobatan baik di rumah sakit, ICU, maupun di tempat-tempat isolasi.
Terpisah, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengaku, capaian atas pengendalian Covid-19 berkat kerja sama keras semua pihak. Utamanya tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19.
“Jadi saya tentu mengapresiasi teman-teman para nakes, dokter, semua yang telah bekerja di gugus tugas. Ini sebuah kerja bersama,” katanya di Kantor Gubernur Sulsel.
Hanya saja, dia meminta agar capaian ini tidak membuat masyarakat terlena. Pasalnya, pengendalian penularan Covid-19 sangat tergantung pada kedisiplinan dalam melaksanakan pedoman protokol kesehatan.
“Pandemi Covid-19 ini tergantung bagaimana kedisiplinan kita. Ketika kita kendor, maka kasus akan naik. Tapi kalau kita terus melindungi diri masing-masing, dengan jangan lupa pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, insyaallah akan membaik,” kata dia.
Mantan bupati Bantaeng ini melanjutkan, dalam upaya penanganan Covid-19 Sulsel telah menempuh kebijakan yang selaras dengan pemulihan ekonomi. Misalnya, lewat inovasi program Wisata Duta Covid-19.
Melalui program itu, tiap warga di seluruh daerah yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan status orang tanpa gejala (OTG), akan ditempatkan di beberapa hotel.
Di tempat itu mereka menjalani perawatan isolasi mandiri secara terpusat di Kota Makassar.
Program wisata duta Covid-19 Sulsel ini juga mengurangi beban pelayanan di rumah sakit. Sebab hanya pasien positif Covid-19 dengan penyakit penyerta (komorbid) saja yang dilayani di pusat fasilitas kesehatan rujukan.
“Jadi saya kira apa yang kita lakukan di Sulsel ini inikan salah satu upaya untuk mengurangi beban rumah sakit. Jadi kita bisa pisahkan OTG dan komorbid. Kalau OTG di hotel, komorbid di rumah sakit,” terang Nurdin.
Kedepannya, upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 masih terus dimaksimalkan lewat program trisula atau tracking massive, aggressive testing, hingga public health education.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.