Gowa, SULSELSEHAT — Pemerintah Kabupaten Gowa melalui Dinas Kesehatan setempat mendeteksi sekitar 3.000 anak mengalami stunting atau anak tumbuh kerdil.
Pengelola Program Gizi Dinas Kesehatan Gowa Lisnawati Djamaluddin menyebutkan, sejak Februari hingga Agustus 2020 lalu pihaknya mulai melakukan pemeriksaan stunting di setiap kecamatan.
Hasilnya dari 50.000 anak yang diperiksa 3.000 diantaranya ditemukan positif mengalami stunting.
“Inilah yang kita fokuskan. Apalagi persoalan stunting telah menjadi fokus utama kita bagaimana angka prevalensi stunting dapat kita turunkan sesuai target,” katanya, Senin (26/10/2020).
Dari total kasus stunting yang ada tersebar di lima kecamatan. Antara lain Kecamatan Bontonompo, Bontonompo Selatan, Barombong, Manuju dan Bajeng Barat.
“Karena itu kelima kecamatan ini kita jadikan lokasi fokus (lokus) percepatan pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Gowa pada 2021 mendatang,” ujarnya.
Lisnawati menjelaskan, khusus pada masing-masing kecamatan tersebar di berbagai desa dan kelurahan. Seperti, di Kecamatan Bontonompo meliputi Desa Manjapai, Desa Bontolangkasa Selatan, Desa Romanglasa dan Desa Katangka.
Kemudian di Kecamatan Bontonompo Selatan meliputi Desa Tanrara. Selanjutnya, di Kecamatan Bajeng Barat daerah lokusnya berada di Desa Tana Bangka, Desa Desa Gentungan dan Desa Mandalle.
Kecamata Manuju meliputi Desa Moncongloe, selanjutnya Kecamatan Barombong meliputi Desa Tamanyeleng, Desa Lembang Parang.
“Dalam penanganan dan pencegahannya, kami telah melibatkan sejumlah tenaga pendamping gizi maupun konselor, juga melibatkan peran puskesmas,” terangnya.
Sebelumnya, pemerintah daerah telah memanfaatkan puskesmas sebagai layanan penanganan kasus stunting. Salah satunya yang dilakukan Puskesmas Kanjilo di Kecamatan Barombong. Di mana puskesmas tersebut membentuk Duta Posyandu Remaja “Akkarena”, dan Satgas Konvergensi Aksi Kecamatan Barombong Bebas Stunting Tuppabunting.
Kepala Puskesmas Kanjilo dr. Umar Ali mengatakan, Kecamatan Barombong menjadi salah satu lokus penanganan dan pencegahan angka stunting di Kabupaten Gowa. Sehingga dianggap perlu melakukan upaya-upaya preventif lainnya dalam menekan angka stunting.
“Peran Duta Posyandu Remaja Akkarena, maupun satgas lebih kepada penanganan atau pencegahan stunting dari hulu. Misalnya sebelum menikah, melahirkan dan setelah melahirkan,” katanya.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.