Gowa, SULSELSEHAT — Penjabat Sementara Bupati Gowa Andi Aslam Patonangi mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan diri maupun lingkungan sekitar. Apalagi menjelang musim peralihan atau dari musim kemarau menuju musim hujan.
Pasalnya di musim peralihan ini penyakit yang diakibatkan dari gigitan nyamuk dapat menyerang siapa saja. Baik gigitan nyamuk yang menyebabkan demam berdarah, malaria dan penyakit lainnya sangat rentan terkena oleh masyarakat.
“Saat ini kita terlalu fokus dengan Covid-19 sehingga lupa dengan penyakit yang tak kalah berbahayanya untuk kita yaitu penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk apalagi menjelang musim peralihan seperti ini,” ungkapnya, Kamis (29/10/2020).
Ia pun mengimbau, dalam memberikan sosialisasi ke masyarakat diperlukan kerjasama seluruh pihak.
Termasuk seluruh aparat kecamatan dan jajaran PKK kecamatan dengan memberikan informasi ke masyarakat mengenai bahaya yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk pada musim peralihan.
Selain itu juga dengan mengajak masyarakat untuk tetap patuh menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) menuju eliminasi dan mereduksi penyakit akibat gigitan nyamuk.
“Hal tak kalah pentingnya juga membersihkan seluruh fasilitas sekolah maupun perkantoran yang belum melakukan aktivitas akibat Covid-19. Tujuannya agar tidak menjadi saran nyamuk kedepannya,” tegas Aslam.
Salah satu kasus gigitan nyamuk yang sering muncul pada musim peralihan adalah wabah Demam Berdarah Dengue (DBD).
Wabah DBD biasanya akan mulai meningkat saat pertengahan musim hujan, hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk karena meningkatnya curah hujan.
Tidak heran jika hampir setiap tahunnya, wabah DBD digolongkan dalam kejadian luar biasa (KLB).
“Masyarakat diharapkan cukup berperan dalam mencegah wabah ini. Karenanya, langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah upaya pencegahan DBD dengan gerakan 3M,” terangnya.
Dikutip di laman Kementerian Kesehatan RI, untuk mencegah merebaknya wabah DBD. Salah satu caranya adalah dengan melakukan gerakan 3M.
M pertama adalah Menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya.
Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut.
Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.
M kedua adalah Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum.
Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.
M ketiga adalah Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).
Kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
Sementara untuk upaya pencegahan tambahan seperti berikut:
1. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
2. Menggunakan obat anti nyamuk
3. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
4. Gotong Royong membersihkan lingkungan
5. Periksa tempat-tempat penampungan air
6. Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup
7. Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras
8. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar
9. Menanam tanaman pengusir nyamuk.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.