Tekan Angka Stunting, Puskesmas Kanjilo Gowa Bentuk Duta Posyandu Remaja

Gambar Gravatar
Kepala Dinas Kesehatan dr Hasanuddin
Kepala Dinas Kesehatan dr Hasanuddin saat melantik Duta Posyandu Remaja dalam rangka membantu penanganan stunting di Kabupaten Gowa.(Foto: Istimewa)

Gowa, SULSELSEHAT — Sebagai upaya menurunkan angka prevalensi stunting atau anak tumbuh kerdil. Pemerintah Kabupaten Gowa selain melibatkan sejumlah tenaga pendamping gizi maupun konselor, juga melibatkan peran puskesmas.

Salah satunya yang dilakukan Puskesmas Kanjilo di Kecamatan Barombong. Di mana puskesmas tersebut membentuk Duta Posyandu Remaja “Akkarena”, dan Satgas Konvergensi Aksi Kecamatan Barombong Bebas Stunting Tuppabunting.

JANGAN LEWATKAN :

Kepala Puskesmas Kanjilo dr. Umar Ali mengatakan, Kecamatan Barombong menjadi salah satu lokus penanganan dan pencegahan angka stunting di Kabupaten Gowa. Sehingga dianggap perlu melakukan upaya-upaya preventif lainnya dalam menekan angka stunting.

BACA:  Stunting dan Angka BBLR yang Masih Tinggi

“Peran Duta Posyandu Remaja Akkarena, maupun satgas lebih kepada penanganan atau pencegahan stunting dari hulu. Misalnya sebelum menikah, melahirkan dan setelah melahirkan,” katanya, Jumat (23/10/2020).

Menurutnya, pemberian nama Satgas Stunting Tuppabunting atau orang mau menikah adalah sarat makna. Tujuannya agar orang tahu bahwa awal kejadian stunting dimulai sejak pernikahan.

“Pemahaman yang diberikan kepada masyarakat dalam rangka mencegah stunting adalah memberikan pengetahuan sejak pra nikah, kemudian pada saat menikah dan setelah melahirkan,” ujarnya.

Sementara, untuk kehadiran Satgas Stunting ini sebagai penguatan koordinasi semua stakeholders untuk menekan angka stunting di wilayah kerja Puskesmas Kanjilo.

Dimana beberapa pihak yang terlibat dalam satgas ini seperti dinas pendidikan, dinas pemberdayaan masyarakat desa, dinas ketahanan pangan, dinas sosial, dinas perikanan dan Kantor Urusan Agama (KUA).

BACA:  Tekan Jumlah Stunting di Gowa, Posyandu Siapkan Pola Enam Meja

“Termasuk juga melibatkan intervensi gizi. Minimal 70 persen kontribusi yang harus dia berikan pada penanganan stunting. Dengan adanya satgas ini kita mau penguatan-penguatan termasuk di bidang kesehatan maupun di luar bidang kesehatan dapat tersentuh,” harapnya.

Sementara, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gowa Taufiq Mursad menyambut baik adanya Satgas Stunting dan Posyandu Remaja ini.

Menurutnya, hal ini merupakan inovasi yang baik sebagai upaya pencegahan stunting.

Pasalnya, permasalahan stunting ini merupakan tanggungjawab bersama demi menciptakan masa depan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, sehat dan cerdas di masa yang akan datang.

Ia berharap kehadiran Satgas Stunting dan Posyandu Remaja ini bisa bekerja dengan baik dan betul-betul menunjukkan kinerjanya dalam penanganan stunting di Kabupaten Gowa.

BACA:  Ibu Hamil Berisiko Lahirkan Anak Stunting Jika Saat Remaja Menderita Anemia

“Saya berharap Satgas Konvergensi Tuppabunting ini bisa menjadi contoh bagi kecamatan lain sehingga bisa menjadi langkah yang sama dalam penanganan stunting,” terangnya.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT