Jakarta, SULSELSEHAT.COM — Belum lama ini dilaporkan 2 orang tenaga kesehatan meninggal dunia pasca menjalani vaksin Covid-19.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof. dr. Hindra Irawan Satari angkat bicara.
Ia menjelaskan, kekebalan tubuh tidak langsung tercipta pasca penyuntikan pertama vaksin, kalaupun ada sangatlah rendah. Kekebalan baru akan tercipta sepenuhnya dalam kurun waktu 28 hari pasca penyuntikan kedua.
“Meskipun sudah divaksinasi, dalam dua minggu kedepan masih sangat amat rawan terpapar,” katanya dalam penjelasan yang dikutip media ini, Kamis (25/2/2021).
Menurutnya, vaksin Covid-19 membutuhkan dua kali dosis penyuntikan. Suntikan pertama ditujukan memicu respons kekebalan awal.
Sedangkan suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang terbentuk. Sehingga setelah diimunisasi, penerima vaksin tetap harus menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, dan menjauhi kerumunan.
“Masih sangat rawan, kalau kita lengah bisa saja terjadi hal yang tidak kita inginkan,” terangnya.
Dirinya memastikan vaksin Covid-19 yang digunakan untuk vaksinasi dipastikan aman dan berkhasiat.
Sebab, dalam proses pengujiannya telah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dimana pengujiannya telah mengikuti beberapa fase, yakni fase 1, fase 2 dan fase 3.
“Dari riset uji klinik vaksin Covid-19 mengatakan bahwa efek samping yang ditimbulkan dari vaksinasi Covid-19 bersifat ringat dan mudah diatasi seperti reaksi lokal berupa nyeri, kemerahan atau gatal-gatal,” terangnya.
Sementara, untuk mengantisipasi timbulnya KIPI, pemerintah telah menyiapkan langkah penanganan termasuk menyediakan contact person di setiap pos pelayanan vaksinasi.
Hingga saat ini proporsi efek samping pada vaksin yakni proporsi serius yakni 42 per 1.000.000 sedangkan non serius 5 per 10.000.
Lebih lanjut, dr. Hindra menjelaskan bahwa vaksinasi merupakan upaya tambahan untuk melindungi seseorang dari potensi penularan Covid-19, sehingga terap membutuhkan protokol kesehatan untuk memberikan perlindungan yang optimal.
“Vaksinasi itu tidak menjamin 100 persen (tidak akan tertular), namun sebagai upaya tambahan untuk mengurangi risiko terpapar/terinfeksi,” katanya.
Sebelumnya, dua tenaga kesehatan tercatat meninggal dunia usai jalani vaksin Covid-19. Salah satu tenaga kesehatan yang meninggal adalah Erny Kusuma Sukma Dewi, perempuan berusia 33 tahun ini merupakan seorang tenaga kesehatan di RSUD Ngudi Waluyo Blitar, Jawa Timur.
Erny menghembuskan nafas terakhirnya pada 14 Februari lalu. Sebelum meninggal, Erny sempat mendapatkan suntikan vaksin tahap pertama pada 28 Januari.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.