MAKASSAR – Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Sulawesi Selatan, Manji Lala, menilai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini berjalan perlu dilakukan reorientasi dan pengawasan lebih ketat.
Ia menjelaskan, beban yang dipikul para ahli gizi di lapangan sangat berat. Dalam satu sekolah, seorang ahli gizi bisa bertanggung jawab memastikan kualitas gizi hingga 3.000 porsi makanan setiap hari.
“Ia harus menghitung menu, mengawasi dapur, menjaga kebersihan, dan membuat laporan. Walau ada head chef dan juru masak, tanggung jawab gizi tetap ada di pundaknya. Beban sebesar ini jelas tidak realistis untuk ditanggung sendirian,” ungkap Manji, Kamis (25/9/2025).
Menurutnya, tanpa pengawasan yang baik, risiko yang ditimbulkan sangat serius, mulai dari menu yang tidak seimbang, makanan yang tidak diminati anak, hingga potensi keracunan pangan massal.
“Jika itu terjadi, bukan hanya siswa yang dirugikan, tetapi juga nama baik program Makan Bergizi Gratis ikut dipertaruhkan,” tegasnya.
Karena itu, Persagi Sulsel mendorong adanya penguatan program, terutama dengan menambah tenaga ahli gizi atau pendamping teknis di setiap Satuan Penyelenggara Program Gizi (SPPG).
“Namun, sambil menunggu kebijakan tersebut, langkah jangka pendek yang bisa segera dilakukan adalah reorientasi peran ahli gizi di SPPG, khususnya pada aspek pengawasan keamanan pangan, serta supervisi rutin dari tenaga gizi dan sanitarian Puskesmas setempat,” jelas Manji.
Ia berharap langkah ini dapat memperkuat kualitas program MBG agar benar-benar memberi manfaat nyata bagi anak-anak sekolah di Sulawesi Selatan. (*)
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.



























