Makassar, SULSELSEHAT — Tren peningkatan kasus harian virus corona atau Covid-19 di Sulawesi Selatan hingga saat ini cenderung fluktuatif.
Kasus baru terkonfirmasi positif pun masih terjadi, meski trennya masih menurun. Pada Selasa, 25 Agustus 2020 kasus baru tercatat 52 dengan total kasus sebanyak 11.568.
Adanya kasus tambahan setiap harinya ini terdistribusi dari delapan daerah. Antara lain, Kota Makassar yang masih menjadi wilayah berkontribusi besar, Kota Parepare, Kabupaten Gowa, Pinrang dan Takalar.
“Lima kabupaten/kota tersebut masih berpotensi terjadi lonjakan kasus setiap saat. Kondisi serupa juga kemungkinan terjadi di tiga daerah lainnya, diantaranya Kabupaten Sidrap, Wajo, dan Maros,” terang Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel Prof Ridwan Amiruddin kepada Sulselsehat.com, Selasa (25/8/2020).
Potensi terjadinya lonjakan kasus yang setiap saat bisa terjadi dengan mempertimbangkan laju insidensinya yang masih bergerak.
Kata Ridwan angka reproduksi Covid-19 (Rt) di delapan kabupaten/kota itu masuk dalam kategori yang kasusnya masih bertumbuh.
“Daerah-daerah tersebut, selain karena pertumbuhan kasus masih bertumbuh dengan reproduksi di atas angka 1, juga secara umum angka positivity rate Sulsel yang relatif masih tinggi. Serta laju insidensi di wilayah tersebut masih bergerak,” terang Prof Ridwan.
Dirinya pun berharap, daerah-daerah yang angka Rt-nya masih bertumbuh tersebut, agar memaksimalkan pelaksanaan program trisula atau tiga upaya pengendalian Covid-19 Sulsel. Dalam hal ini meningkatkan upaya dalam aggressive testing, massive tracing dan edukasi terkait protokol kesehatan.
“Di luar dari itu, laju pertumbuhan kasus daerah lainnya masih fluktuatif, dengan angka Rt yang dinilai cenderung mulai menurun,” tegasnya.
Meski demikian, penularan Covid-19 bukan tidak mungkin terjadi lagi. Kewaspadaan patut terjaga, disamping tetap meningkatkan edukasi berbasis masyarakat (RT/RW).
“Rekomendasi pada level individu meningkatkan disiplin memakai maskernya. Terutama pada saat keluar rumah dan kontak dengan orang lain,” ujarnya.
Sementara, pada level pemerintah, meningkatkan tracing kontak erat, edukasi terus menerus dengan melibatkan tokoh lokal, menggunakan bahasa setempat, termasuk menyusun peraturan desa tentang disiplin warga desa terhadap protokol kesehatan.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.