Keluarga Berpotensi jadi Klaster Baru Penularan Covid-19

Gambar Gravatar
Ilustrasi keluarga
Ilustrasi keluarga yang aman dari penularan Covid-19. (Foto: Istimewa)

Makassar, SULSELSEHAT — Penularan virus corona atau Covid-19 dalam lingkungan keluarga menjadi hal baru yang dikhawatirkan saat ini. Pasalnya penularan yang terjadi antara anggota keluarga memiliki potensi besar terjadinya transmisi atau klaster baru.

Berdasarkan data yang dihimpun beberapa wilayah saat ini mulai melaporkan penularan Covid-19 melalui transmisi unit sosial terkecil atau keluarga. Misalnya Malang, Bogor, Semarang, Yogyakarta dan Bekasi.

JANGAN LEWATKAN :

“Seperti di USA 60 persen kasus Covid-19 itu berasal dari kluster keluarga. Untuk di Indonesia, khususnya di Sulsel memang masih sedikit. Seperti tenaga dokter dan perawat yang positif, itu mereka terpapar dari keluarganya meski juga ada dari pasien-pasiennya,” kata Pakar Epidemiologi Universitas Hasanuddin Prof Ridwan Amiruddin, Selasa (8/9/2020).

BACA:  Positif Covid-19 di Pangkep Sudah 47, Hari Ini Tambah Lagi 2 Kasus Baru!

Ia mengatakan, klaster keluarga disebut sebagai pola general transmission artinya pola penularan pada tingkat meluas diantara warga.

Contohnya, ayah atau anggota keluarga yang bekerja atau beraktivitas di luar rumah mendapatkan paparan Covid-19 dari teman, selanjutnya saat pulang ke rumah tanpa gejala, bertemulah dengan anggota keluarga lainnya tanpa protokol kesehatan sehingga berpotensi besar memapari anggota keluarga.

“Transmisi ini kalau melihat studi kasusnya ada 60 persen terjadi ditingkat rumah tangga. Bahkan ada beberapa kasus satu rumah tangga terkonfirmasi Covid-19 karena adanya aktifitas anggota keluarga yang abai protokol kesehatan, belum lagi dia tanpa gejala karena memang 70 hingga 80 persen yang terkonfirmasi adalah mereka tanpa gejala,” ujarnya.

BACA:  Jadi Orang Pertama Disuntik Vaksin di Sulsel, Wagub Akui Alami Pegal di Lengan

Klaster keluarga ini juga dapat dipicu dari adanya aktifitas anak-anak yang bermain di luar rumah tanpa protokol kesehatan, termasuk juga kegiatan berkumpul keluarga seperti pesta keluarga, arisan, menghadiri perayaan hari besar, mengunjungi rumah sesama warga dan kegiatan olahraga bersama. Selain itu juga melakukan liburan, piknik, dan jalan-jalan ke tempat publik yang ramai.

“Kita sangat berharap masyarakat saat ini tetap melakukan seluruh aktivitasnya secara terbatas. Jika tidak ada hal yang penting cukup melakukan kegiatan bersama keluarga di rumah saja, dan melakukan silaturahmi secara digital. Hal ini paling baik dilakukan dalam mencegah transmisi klaster keluarga semakin massif,” tegas Prof Ridwan.

Sementara, peran pemerintah, dinas kesehatan dan stakeholder lainnya dalam mencegah terjadinya klaster keluarga tersebut yakni.

Melakukan tes swab yang massif hingga ke tingkat kelurahan dan RT/RW, konsisten melakukan edukasi dan sosialisasi terkait resiko penularan dalam keluarga, memperkuat tracing dan membatasi kegiatan sosial.

BACA:  Pemerintah akan Fokus Percepat Sistem Layanan Kesehatan Lewat Digitalisasi

“Peran tokoh-tokoh agama dan masyarakat juga dibutuhkan dalam membantu pemerintah memberikan edukasi ke masyarakat tentang bahaya Covid-19 ini. Ini perlu karena kita melihat saat ini masyarakat semakin abai dengan virus ini,” tutupnya.

Terpisah, Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar dr Wahyudi Muchsin mengaku, klaster keluarga perlu diwaspadai di tengah penularan kasus Covid-19 saat ini.

“Klaster keluarga ini juga dapat dipicu dari pelaksanaan pilkada saat ini. Dimana salah satu anggota keluarga terkesan eforia dengan pergi kampanye, kemudian mereka lupa protokol kesehatan. Saat pulang kebrumah virus yang terpapar pada dirinya, kemudian ditularkan ke anggota keluarga lainnya,” singkatnya.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT