Makassar, SULSELSEHAT — Selama tiga hari berturut-turut kurva penularan virus corona atau Covid-19 di Sulawesi Selatan terlihat menurun. Hal ini terlihat dari jumlah kasus baru yang tercatat pada umumnya dibawah angka 100 kasus.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Minggu, 2 Agustus 2020 kasus baru tercatat 95 kasus.
Sementara di periode sebelumnya yakni pada Kamis (30/07) tercatat 95 kasus, pada Jumat (31/07) tercatat 76 kasus dan Sabtu (01/08) tercatat 130 kasus.
Dengan adanya penambahan kasus baru tersebut total kasus terkonfirmasi di Sulsel pun mencapai 9.647 kasus. Dari total tersebut Sulsel turun di urutan keempat dari sebelumnya berada di urutan ketiga se-nasional.
Pada urutan pertama yakni Jawa Timur dengan total kasus sebanyak 22.504, urutan kedua DKI Jakarta sebanyak 22.144 kasus, urutan ketiga Jawa Tengah sebanyak 9.732 kasus dan urutan kelima Jawa Barat sebanyak 6.637 kasus.
Kemudian, pada distribusi kasus baru di periode ini, Sulsel naik diurutan kelima dari sebelumnya berada di urutan kedelapan.
Urutan pertama dengan distribusi penyebaran terbanyak yakni DKI Jakarta dengan 377 kasus baru, urutan kedua Jawa Timur dengan 317 kasus baru, urutan kedua Jawa Tengah dengan 180 kasus baru, urutan ketiga Sumatra Utara dengan 174 kasus baru dan urutan keempat Gorontalo dengan 126 kasus baru.
Selanjutnya, dari jumlah pasien terkonfirmasi sekitar 6.639 pasien yang dinyatakan sembuh atau di periode tersebut tercatat 86 pasien sembuh . Sementara untuk pasien meninggal tercatat sebanyak 321 orang atau di periode ini tidak ada pasien meninggal dunia.
Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel Prof Ridwan Amiruddin mengungkapkan, di tengah-tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan shalat Idul Adha dinilai akan memicu lonjakan kasus penularan.
Hal ini terjadi jika masyarakat atau jamaah yang akan melangsungkan shalat tidak menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.
Kondisi ini karena akan terjadi perkumpulan massa yang besar pada waktu yang bersamaan di satu titik waktu tertentu, sehingga sangat berpeluang terjadinya penularan Covid-19.
“Potensi peningkatan kasus Covid-19 akan sangat tinggi jika kita mengabaikan penerapan protokol kesehatan yang telah diperintahkan. Termasuk saat shalat berjamaah di lapangan dan pada proses pembagian dan pemotongan hewan kurban,” katanya.
Mengantisipasi hal tersebut, agar penularan Covid-19 tidak meledak di tengah pandemi maka protokol kesehatan mutlak dilaksanakan.
“Jika protokol kesehatan kita abaikan maka seminggu setelah kegiatan akan terlihat peningkatan kasusnya,” terangnya.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.