Covid-19 Masih Tinggi, IDI Makassar Tolak Kebijakan Buka Sekolah

Gambar Gravatar
Ilustrasi belajar dari rumah di tengah-tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
Ilustrasi belajar dari rumah di tengah-tengah pandemi virus corona atau Covid-19. (Foto: Dw.com)

Makassar, SULSELSEHAT.COM — Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar kembali menolak rencana Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang akan membuka aktivitas sekolah tatap muka.

Ketua IDI Kota Makassar dr Siswanto Wahab menegaskan, pihaknya masih menolak keras kebijakan pemerintah terkait pemberlakuan sekolah tatap muka.

JANGAN LEWATKAN :

Hal ini dengan melihat kondisi fakta di lapangan, di mana angka positive rate di Indonesia masih mencapai 38,16.

“Dengan kondisi ini artinya dari 10 orang yang melakukan swab PCR, empat orang diantaranya terkonfirmasi. Begitu pun dengan kondisi penularan di Sulsel masih masuk 5-7 tertinggi di Indonesia, sedangkan di Makassar masih jadi epicentrum,” tegasnya dalam pernyataannya, Rabu (24/2/2021).

BACA:  Begini Sanksinya Jika Warga Gowa Tak Gunakan Masker Saat Keluar Rumah

Menurutnya, penolakan atas kebijakan tersebut dengan melihat pertimbangan beberapa hal. Termasuk untuk perhatikan masa depan anak yakni hak anak hidup, dan hak anak sehat.

“Anak memang membutuhkan hak pendidikan, tapi kita tetap harus memprioritaskan bagaimana anak kita bisa tetap sehat. Termasuk sehat dari penularan Covid-19,” katanya.

Apalagi, saat ini proses vaksinasi Covid-19 belum menyasar pada kelompok guru dan siswa. Dua kelompok ini menjadi bagian dari kelompok masyarakat yang memiliki risiko yang sama untuk tertular dan menularkan Covid-19.

“Siapa yang mau bertanggung jawab jika anak-anak kita kena Covid-19, anak-anak bisa terpapar di sekolah, bisa kena saat pergi atau pulang ke sekolah setelah itu membawa virus ke keluarga dampaknya terjadi klaster sekolah serta meninggi lagi klaster keluarga,” terang dr. Siswanto.

BACA:  Kemenkes Uji Sel Punca untuk Terapi Pasien Covid-19

Olehnya, IDI Kota Makassar juga mendukung kebijakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI ) yang juga ikut menolak pemberlakuan aktivitas sekolah tatap muka.

Kebijakan yang dikeluarkan ini mencakup dukungan untuk kesehatan dan kesejahteraan anak.

“Pembukaan sekolah untuk kegiatan pembelajaran tatap muka harus kita tunda sampai guru dan peserta didik semua sudah di vaksin. Hal ini karena tentunya untuk memiliki andil sangat besar untuk menurunkan transmisi,” ujarnya.

Ia mengimbau, jika aturan sekolah tatap muka mesti dilakukan, maka pihak sekolah harus betul-betul disiplin untuk mengajak siswa dan guru untuk hidup bersih dan sehat.

Pihak sekolah harus menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, termasuk mempersiapkan kebutuhan penunjang kesehatan anak seperti masker, bekal makanan dan air minum, pembersih tangan, hingga rencana transportasi haruslah steril.

BACA:  Gelar PKM, FKep Unhas Bahas Penguatan Kesehatan Jiwa Hadapi Pandemi Covid-19

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Muhammad Jufri tengah mempertimbangkan pembukaan sekolah tatap muka secara bertahap. Pembukaan sekolah tatap muka ini dikhususkan bagi siswa kelas XII jenjang SMA/SMK.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT