Menahan Laju Covid-19 di Kota Makassar

Gambar Gravatar
Pandemi COVID-19

Oleh: Prof Ridwan Amiruddin
(Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Sulsel)

Akhir-akhir ini Kota Makassar menjadi sorotan perkembangan Covid-19. Hal ini tidak terlepas dari posisi strategis Kota Makassar sebagai pusat bisnis yang hampir 24 jam tidak pernah berhenti dari aktifitas dengan penduduk yang berjumlah sekitar 1,5 juta orang.

JANGAN LEWATKAN :

Bagaimana sebaran kasus Covid-19 di kota ini? Update data dari posko Induk Covid-19 per Sabtu, 11 Jul 2020 menunjukkan, secara umum semua kecamatan sudah terpapar Covid-19.

Jumlah kasus terbesar ada di Kecamatan Rappocini (506) sekira 12% dari seluruh kasus, Biringkanaya (454) (10,9 %), dan 465 (11%) kasus ada di Panakkukang, selebihnya menyebar di seluruh wilayah kecamatan dengan jumlah kasus yang bervariasi.

BACA:  RSIA Pertiwi Makassar akan Tambah Nakes untuk Penanganan Ibu Hamil Terpapar Covid-19

Secara umum angka kesembuhan Covid-19 di kota Makassar sekira 30,4% dan dari hari ke hari semakin meningkat sementara angka kematian 4% dan cenderung semakin menurun.

Sementara untuk pasien dalam pengawasan angka kesembuhannya lebih tinggi yaitu sebesar 71,3% cenderung semakin meningkat, sedangkan proporsi kematian sekira 9,7% yang cenderung menurun.

Isu teranyar untuk Kota Makassar adalah terbentuknya pola kluster baru berbasis keluarga, terutama dari petugas kesehatan.

Jadi ini semacam family clustering Covid-19 yang memerlukan intervensi khusus untuk menjaga performa layanan kesehatan. Karena posisi kota Makassar sebagai rujukan Covid-19 baik yang isolasi terpusat mapun yang dalam perawatan.

Untuk pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit berdasarkan basis data provinsi Sulsel, kapasistas terpasang tempat tidur yang tersedia saat ini sekira 30% dengan rasio sekitar 1:1.

Sedangkan untuk tempat tidur seluruh RS yang dapat memberikan layanan pada semua kategori Covid-19 masih tersedia denga rasio sekira 1:2.4.

BACA:  Kisruh Penolakan Rapid Tes oleh Warga, IDI Makassar: Mereka Diprovokasi

Dari sisi trasmisi terbarukan Covid-19 yang melalui udara (airbone), tentu perlu mendapatan perhatian serius. Karena dengan penularan yang human to human transmission saja daya penularan Covid-19 ini sungguh cepat.

Pandemik Covid-19 ini merupakan super spreader, dimana hanya dalam waktu 4-5 bulan sudah menyerang lebih 200 negara, puluhan juta kasus dan ratusan ribu kematian.

Atas dasar itu kita perlu meningkatkan kesadaran kolektif seluruh warga bahwa Covid-19 ini bukan hanya urusan pemerintah.

Karena itu harap berhentilah untuk saling menyalahkan. Ada baiknya menata konsep berfikir kita bersama, memberikan sumbangan pemikiran yang lebih bijaksana dalam pengendalian Covid-19.

Dalam pendekatan gelombang kelima public health tentang kesehatan sebagai kultur, ada baiknya pelibatan seluruh pendekatan sosiokultur dalam mitigasi Covid-19 ini. Bahwa sehat atau sakit suatu populasi itu sebenarnya adalah produk dari sebuah kebudayaan.

BACA:  Surat Keterangan Bebas Covid-19 di Makassar Bakal Digratiskan

Tinggi rendahnya kasus Covid-19 itu juga bukan hanya persoalan dokter dan rumah sakit saja, tapi jauh lebih dalam dari semua itu. Ini menyangkut akar kultur dari setiap komunitas.

Kultur tentang hidup sehat, menjaga makanan yang bergizi, aktifitas yang cukup, personal hygienes yang berkelanjutan, dan disiplin dalam berprilaku sehat adalah bagian yang penting untuk diberdayakan dalam konteks pengendalian Covid-19.

Membangun struktur masyarakat yang tangguh terhadap serangan pandemic seperti Covid-19 ini harus menjadi bagian dari proses kultur bangsa ini.

Hal ini disebabkan oleh semakin rentan dan semakin tingginya mobilitas polulasi, eksploitasi alam yang melewati keseimbangan ekologinya.

Akhirnya pandemik yang terjadi cenderung lebih sering, dengan populasi terdampak yang lebih banyak dan wilayah yang lebih luas.

Makassar 12 Juli 2020

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT