Melandai, Kasus Baru Positif Covid-19 Sulsel Tercacat ‘Hanya’ 95 Kasus

Gambar Gravatar

Makassar, SULSELSEHAT — Jumlah kasus baru virus corona atau Covid-19 berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kamis, 30 Juli 2020 terlihat melandai dari hari-hari biasanya. Jika di hari sebelumnya jumlah kasus baru mencapai 128, maka hari ini tercatat ‘hanya’ 95 kasus.

Dengan adanya penambahan kasus baru tersebut total kasus terkonfirmasi di Sulsel pun mencapai 9.346 kasus. Jumlah tersebut pun masih mempertahankan Sulsel di urutan ketiga se-nasional.

JANGAN LEWATKAN :

Untuk urutan pertama yakni Jawa Timur dengan total kasus sebanyak 21.772, urutan kedua DKI Jakarta sebanyak 20.969 kasus, urutan keempat Jawa Tengah sebanyak 9.281 kasus dan urutan kelima Jawa Barat sebanyak 6.461 kasus.

BACA:  Kesehatan Lingkungan dalam Penanganan Covid-19 jadi Pembahasan Webinar FKM Unhas

Kemudian, pada distribusi kasus baru di periode ini, Sulsel turun di urutan kelima dari hari sebelumnya pada urutan keempat.

Urutan pertama dengan distribusi penyebaran terbanyak yakni DKI Jakarta dengan 397 kasus baru, urutan kedua Jawa Timur dengan 288 kasus baru, urutan ketiga Jawa Tengah dengan 161 kasus baru, dan Jawa Barat 147 kasus baru.

Selanjutnya, dari laporan tersebut pada periode ini sebanyak 49 pasien terkonfirmasi Covid-19 dinyatakan sembuh atau secara total mencatat 6.373 pasien terpapar telah sembuh. Sementara untuk pasien meninggal tercatat sebanyak 316 orang atau di periode ini 2 orang meninggal dunia.

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel Prof Ridwan Amiruddin mengungkapkan, di tengah-tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan shalat Idul Adha dinilai akan memicu lonjakan kasus penularan.

BACA:  Pemkot Makassar Sosialisasi Penerapan Surat Bebas Covid ke Kabupaten Gowa dan Maros

Hal ini terjadi jika masyarakat atau jamaah yang akan melangsungkan shalat tidak menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.

Kondisi ini karena akan terjadi perkumpulan massa yang besar pada waktu yang bersamaan di satu titik waktu tertentu, sehingga sangat berpeluang terjadinya penularan Covid-19.

“Potensi peningkatan kasus Covid-19 akan sangat tinggi jika kita mengabaikan penerapan protokol kesehatan yang telah diperintahkan. Termasuk saat shalat berjamaah di lapangan dan pada proses pembagian dan pemotongan hewan kurban,” katanya saat dikonfirmasi Sulselsehat.com, Kamis (30/07/2020).

Mengantisipasi hal tersebut, agar penularan Covid-19 tidak meledak di tengah pandemi maka protokol kesehatan mutlak dilaksanakan.

“Jika protokol kesehatan kita abaikan maka seminggu setelah kegiatan akan terlihat peningkatan kasusnya,” terangnya.

BACA:  Gubernur NA: Tenaga Medis Ikhlas Rawat Pasien Covid-19 Tanpa Pamrih

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT