8 Jenis Vaksin yang Dapat Diberikan Pada Orang Dewasa

Gambar Gravatar
Vaksin
Ilustrasi Vaksin.

SULSELSEHAT — Hampir semua orang saat masih bayi dan balita diberikan vaksin yang dapat melindungi dirinya dari berbagai macam penyakit. Hal tersebut membuat banyak orang yang beranggapan bahwa vaksin tidak diperlukan oleh orang dewasa.

Padahal, beberapa jenis vaksin yang diberikan saat masih bayi dan balita hanya bertahan selama beberapa tahun saja.

Selain itu, gaya hidup, aktivitas sehari-sehari, kondisi kesehatan dan lingkungan yang kurang sehat turut menjado faktor perlunya vaksin bagi orang dewasa.

Bagi Anda yang belum pernah menerima vaksin sejak bayi atau balita, mungkin Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui beberapa jenis vaksin tertentu yang Anda perlukan.

Berikut adalah beberapa jenis vaksin yang masih dibutuhkan oleh orang dewasa:

Vaksin Influenza

Influenza atau penyakit flu biasanya sering terjadi pada musim pancaroba yang ditandai dengan beberapa gejala seperti hidung tersumbat, sakit kepala, batuk dan demam.

Influenza tentunya sangat mengganggu aktivitas karena biasanya membutuhkan istirahat yang cukup agar lekas sembuh.

Bagi Anda yang sering beraktivitas pada di luar rumah, atau sering bepergian, maka vaksin influenza sangat diperlukan.

Vaksin influenza biasanya diberikan satu tahun sekali untuk mencegah terjadinya flu yang mudah menular, terutama di musim pancaroba atau saat kondisi badan sedang tidak fit.

Vaksin Pneumonia

Penyakit pneumonia merupakan penyakit radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus. Bakteri ini mampu menyerang saluran napas bagian bawah sehingga sangat menganggu pernapasan.

Orang yang berusia lebih dari 60 tahun biasanya lebih berisiko terkena penyakit pneumonia, meskipun orang yang berusia lebih muda dengan daya tahan tubuh lemah juga berisiko terkena pneumonia.

Penyakit ini biasanya menular melalui batuk, bersin dan ketika berbicara. Jika Anda berisiko terkena pneumonia, terlebih jika Anda berusia lebih dari 60 tahun, sebaiknya lakukan vaksin pneumonia.

Vaksin Tetanus, Difteri, dan Pertusis

Tetatus merupakan penyakit yang menyebabkan kejang otot dan pengetatan otot rahang yang ekstrim, sedangkan difetri menyebabkan masalah pernapasan, kelumpuhan, gagal jantung hingga kematian; dan pertusis adalah penyakit batuk rejan.

Biasanya vaksin untuk ketiga penyakit ini diberikan saat usia balita, namun dapat diulangi setidaknya 10 tahun sekali.

Jika Anda memasuki usia 64 tahun dan belum menerima vaksin ini dalam waktu 10 tahun sebelumnya, maka vaksin tetanus, difetri dan pertusis sebaiknya dilakukan lagi agar terhindari dari penyakit tersebut.

Vaksin HPV (Kanker Serviks)

Kanker serviks atau yang dikenal dengan HPV (human papillomavirus) merupakan penyakit kanker yang biasanya menular lewat kontak seksual. Meskipun kanker serviks dapat terjadi pada wanita, infeksi virus HPV sebenarnya juga dapat terjadi pada pria.

Vaksin HPV sangat dianjurkan diberikan pada wanita berusia remaja, yaitu sejak berumur 11 atau 12 tahun dan lebih efektif jika diberikan sebelum seseorang aktif berhubungan seksual.

Vaksin HPV dilakukan secara bertahap, yaitu 3 kali. Setelah pemberian vaksin yang pertama, vaksin kedua dapat diberikan 1 sampai 2 bulan setelahnya dan vaksin HPV ketiga dapat diberikan 6 bulan setelah vaksin pertama.

Vaksin Hepatitis A

Hepatitis A merupakan penyakit akut yang dipicu oleh virus Hepatitis A. Penularannya adalah melalui kotoran/tinja penderita melalui makanan.

Karena lebih sering menyerang anak-anak, vaksin ini dapat diberikan saat anak berusia 2 tahun. Akan tetapi, vaksin Hepatitis A dapat diulangi setiap 10 tahun sekali.

Vaksin Hepatitis B

Hepatitis B merupakan penyakit radang hati akut yang dapat memicu terjadinya sirosis hati atau kanker hati.

Vaksin Hepatitis B biasanya telah diberikan saat bayi, namun, jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang dapat berisiko terkena hepatitis B, maka vaksin Hepatitis B dapat diberikan setiap 6 bulan sekali.

Vaksin Varisela (Cacar Air)

Cacar air biasanya menyerang seseorang sekali seumur hidup, namun tidak menutup kemungkinan seseorang terkena cacar air untuk kedua kalinya.

Vaksin cacar air dapat diberikan pada orang yang belum pernah terkena cacar air atau seseorang yang dekat dengan penderita cacar air.

Vaksin ini terdiri dari 2 dosis yang dapat diberikan dengan jarak antara 4 hingga 8 minggu dan dapat diulangi setiap 20 tahun sekali.

Konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan vaksin cacar air, karena biasanya tidak dianjurkan untuk diberikan pada mereka dengan kondisi daya tahan tubuh yang lemah.

Vaksin Measles, Mumps, dan Rubella (MMR)

Measles merupakan penyakit campak, Mumps adalah penyakit gondongan, sedangkan rubella merupakan penyakit campak jerman.

Ketiga penyakit ini cukup berisiko jika daya tahan tubuh Anda cenderung lemah dan sering berpergian ke wilayah-wilayah yang kondisi kebersihannya tidak baik.

Vaksin ketiga penyakit ini dapat diberikan dengan jarang minimal 4 minggu dan dapat diulang setiap 10 tahun sekali.

Vaksin Lainnya

Selain 8 vaksin di atas, ada beberapa vaksin lainnya yang dapat diberikan pada orang dewasa tergantung pada aktivitas yang dilakukan.

Misalnya vaksin meningitis bagi calon jemaah haji, vaksin yellow fever dan japanese encephalitis apabila Anda berpergian ke Afrika Selatan, atau vaksin rabies misalnya yang dapat diberikan pada orang yang sering kontak dengan hewan

Karena setiap vaksin dapat memicu beberapa reaksi tertentu, maka sebaiknya konsultasikan pada dokter sebelum melaukan vaksin, untuk mengetahui apakah Anda memiliki alergi pada vaksin tersebut.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT