Maluku, SULSELSEHAT – Demand Creation dan Implementasi Human Centered Design (HCD) bekerjasama Pusat Studi Kota Sehat Indonesia (CIHCS) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin dengan UNICEF dan Pemerintah Provinsi Maluku yang berlangsung di tiga kabupaten/kota diharapkan diperluas ke lokasi lain.
Hal ini terungkap dalam kegiatan diseminasi untuk berbagi proses implementasi HCD bagi Puskesmas di tiga kabupaten/kota di Provinsi Maluku, yakni Kota Ambon, Kota Tual, dan Kabupaten Maluku Tenggara, yang bertempat di Hotel Amaris Kota Ambon, Kamis, 21 September 2023.
Diseminasi hasil implementasi HCD ini dihadiri oleh sejumlah pihak, termasuk Dekan FKM Unhas yang juga merupakan Direktur CIHCS Prof. Sukri Palutturi, PhD yang didampingi oleh perwakilan CIHCS untuk Implementasi HCD di Provinsi Maluku Muhammad Rachmat, SKM, MKes.
Proses implementasi HCD ini dimulai dari bulan Maret setelah workshop di tiga kabupaten/kota masing-masing, di mana tim yang telah dilatih melakukan identifikasi masalah-masalah yang menyebabkan sasaran tidak datAng ke Puskesmas.
Proses penggalian permasalahan itu melalui beberapa tahapan, tapi intinya temuan permasalahan itu kemudian dibahas dan dikonfirmasi pada sasaran mengenai solusi yang ditawarkan.
Kota Ambon dengan purwarupa andalan mereka yaitu Toleng-toleng Nania, yaitu para petugas di puskesmas memainkan peran layaknya ‘paparisa kacil’ untuk mengedukasi orang tua.
Inovasi dan strategi tersebut melejitkan secara signifikan cakupan imunisasi dasar di Kota Ambon yang sebelumnya 33% menjadi 74%. Kenaikan signifikan dari program HCD sesuai data Januari sampai Agustus 2023.
Contoh lain juga ada di Kota Tual yang berhasil dengan purwarupa MoU yang melibatkan lintas sektor terkait yang hasilnya langsung dibangunnya 2 posyandu di Desa Dulla Laut.
Keberhasilan pendekatan HCD dari para fasilitator menaikkan cakupan imunisasi sebanyak 19% yang sebelumnya cakupan imunisasi Kota Tual hanya 14%, naik menjadi 33%.
Sedangkan di Kabupaten Maluku Tenggara purwarupa andalan yang sangat berkesan dan diminati masyarakat yaitu BEEN TEMIAR RUBIL yang dalam bahasa Kei artinya bermain busur panah yang isinya informasi edukatif seputar imunisasi anak.
Purwarupa tersebut diangkat sebagai terobosan agar penyuluhan dan edukasi lebih menarik dan tidak membuat masyarakat bosan.
Capaian dari implementasi HCD di Kabupaten Maluku Tenggara ini yaitu dari 14% cakupan imunisasi naik menjadi 33%, kenaikannya 19%.
Kepala Dinas Kesehatan Maluku Tenggara menegaskan sekembalinya dari pertemuan ini akan melakukan sosialisasi hasil ini kepada 17 Puskesmas yang lain supaya ditiru dan mudah-mudahan setelah ini ada kenaikan yang signifikan.
Skema pencapaian cakupan imunsasi itu merupakan strategi kerjasama Pusat Studi Kota Sehat Indonesia (CIHCS) FKM Universitas Hasanuddin dengan UNICEF dan Pemerintah Provinsi Maluku. [rls]
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.