Dr Tifauzia: Lupakan New Normal!

Gambar Gravatar
New Normal
Ilustrasi pelaksanaan New Normal Life dengan protokol Covid-19 yang ketat. Foto: Merdeka.com

SULSELSEHAT – Istilah New Normal yang diusung pemerintah sebagai tahap lanjut dari penanganan wabah Covid-19 memancing pro-kontra.

Tidak sedikit akademisi, tenaga medis bahwa warga biasa mengkritik keras kebijakan tersebut. Salah satunya adalah dr Tifauzia Tyassuma.

JANGAN LEWATKAN :

Praktisi nutrisi kardiometabolik ini membuat tanya-jawab imajiner tentang New Normal yang kini viral di sosial media.

Menurutnya, hingga akhir 2020, istilah New Normal tidak boleh mendapatkan tempat dan harus dilupakan. Masyarakat tidak boleh terlena karena di sekelilingnya ada bahaya.

Berikut kutipan lengkapnya.

Lupakan New Normal!

Sudah. Lupakan.
Hapus istilah menyesatkan itu.

Gantinya apa?

Tidak ada gantinya.

Lalu sekarang gimana sih, Dok Tifa..?

Sekarang,
Juni sampai dengan Desember, istilah paling tepat adalah : BAHAYA !

Kita harus bagaimana?

Sembunyi di gua masing-masing.

Kalau yang mau ngantor bagaimana?

BACA:  Update Covid-19 Soppeng: Bertambah 15 Kasus Positif dan Satu Orang Sembuh

Bismillah.
Semoga Allah menjaga dan melindungi dari marabahaya dan malapetaka.

Pakai masker, hand sanitizer. Dan tidak usah kemana-mana.
Kalau perlu meeting dengan klien, pakai zoom saja.
Rumah-kantor-pulang.

Kalau sekolah bagaimana?

Sekolah tetap jalan.
Guru stand by di sekolah atau di rumah tergantung kebijakan sekolah masing-masing. Murid di rumah dengan laptop dan wifi.

Bagaimana dengan Pesantren?

Jadikan Pesantren sebagai gua yang aman, steril bagi semuanya, layaknya di rumah.

Lockdown Pesantren, kunci gerbang dari pergerakan orang keluar masuk.tidak terima tamu dulu.

Masjid tidak menerima pengunjung dari luar.

Santri masuk, pastikan swab dulu atau PCR test.
Semua barang didesinfektan sebelum masuk pesantren.

Setelah masuk asrama, tidak usah keluar lagi sampai perpulangan.

Orangtua tidak usah menjenguk dulu.

“Tapi, Dok Tif, kan gini gini”

“Tapi, Dok Tif, kan gitu gitu”

Tidak ada tapi-tapian.
Kalau masih tapi ini tapi itu, lebih baik anak-anak cuti dulu. Tahun depan baru masuk pesantren lagi.

BACA:  Covid-19 Pasca Bencana di Luwu Raya

“Bagaimana dengan Mall, dokter Tifa?”

Punya Mall?
Engga kan. Ya sudah biar saja itu urusan Pemerintah dengan yang punya Mall.

Mau buka kek, mau buka tutup kek.
Bukan urusan kita…!!!

Tidak usah ke Mall kecuali urgent banget. misal mau mati kalau tidak ke Mall. Ada gitu?
Ngga ada kan, makanya ngga usah ke Mall dulu.

“Lho nanti Mall sepi dong? Lalu siapa yang beli dong?”

Saya tanya lagi?
Anda yang punya Mall? Engga kan?
Napa jadi repot.
Mereka para Owner Mall itu lebih tahu dari Anda bagaimana menyelamatkan diri mereka.

Yang ngga tahu itu kan Anda.
Masih mau keluyuran ke Mall?

Itu artinya Anda tidak tahu bagaimana menyelamatkan diri sendiri….

“Sekali lagi, Dok Tif.”

Iya, apalagi.

“Kan kata Pemerintah, ada New Normal”

Ya sudah kalau tetep ngeyel. Asal kalau Anda ada gejala Covid, jangan ke Rumah Sakit, kasihan Dokter dan Nakes udah lelaaah banget.

BACA:  IDI Makassar Lagi-Lagi Berduka, Satu Dokter Gugur Sebagai Pahlawan Kemanusiaan Covid-19

Pergi saja ke Istana, tuh depan Monas.
Minta obat dan kalau perlu kamar buat isolasi.

Tidak ada New Normal. Adanya NORMAL !

“Oooh mau dong, Dok”

Ya pasti bakal normal. Kalau Anda semua sepakat masuk gua. Kunci pintu gua baik-baik.
Lakukan semua saran saya di atas

“Sampai kapan?”

Desember.

Tapi dalam gua nya, Serentak seragam

Ingat Quran surah AL KAHFI kan…?

Nah dalam enam bulan ke depan. Saatnya kita jadi tujuh pemuda di dalam gua.

Mengunci diri di gua.
Janji ngga keluyuran kecuali ke warung tetangga atau tukang sayur atau ke kebun surgawi anda masing-masing buat ambil sayur dan bumbu dapur.

Maka

Di bulan Januari 2021,
kita sama sama keluar dari Gua, lihatlah sekeliling, Hei kemana Corona?

Hilang lenyap. Januari 2021.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT