Transmisi Lokal Covid-19 dan Standar Hidup yang Rendah

Gambar Gravatar
Pandemi COVID-19
Ilustrasi Pasien Covid-19.

Oleh: Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes, MSc.PH
(Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Daerah Sulawesi Selatan)

Penularan penyakit dengan berbagai mode transmisinya selalu terkait dengan rendahnya standar personal dan publik higienes penduduk. Termasuk penularan Covid-19 diberbagai daerah.

JANGAN LEWATKAN :

Pada awal terbentuknya kasus Covid-19, sebagian besar bersifat imported cases. Artinya kasus Covid dari satu wilayah ke wilayah lain bergerak karena mobilitas penduduk yang tinggi. Sebagai misal kasus pertama di Makassar imported dari Jakarta. Biasanya kasus ini sebagai case index.

Case index selalu menjadi incaran para investigator lapangan. Sebagai upaya penelusuran jejak penularan setiap penyakit, karena setiap penyakit itu sangat unik sehingga membutuhkan analisis persebaran dan perluasan tersendiri.

BACA:  Pekan Ini, Pemprov Sulsel akan Terima 2 Mobil PCR untuk Massifkan Tracing

Setelah kasus index Covid-19 Makassar ditemukan, selanjutnya di laksanakan tracing untuk menemukan potensi perluasan penyakit tersebut.

Dalam perjalanannya kasus Covid-19 mengalami ekskalasi kasus secara eksponensial yang dapat diukur dengan angka reprodukdi efektif. Dari berbagai studi Covid-19 memiliki kemampuan reproduksi bervariasi antara 2-4.

Ledakan kasus Covid-19 di makassar, setelah ditemukan indeks kasusnya, di perparah dengan munculnya berbagai cluster baru.

Diantaranya cluster Lambelu, cluster pasar tradisional, Raha, umrah, gowa, Temboro, Pulau kodingareng, Menado, Cluster penjara, yang terakhir cluster perkantoran.

Seiring terbukanya fungsi-fungsi ekonomi, maka semakin ramailah pembentukan cluster tersebut. Sehingga relatif tidak terkendali.

Peningkatan kasus pada situasi puncak pandemik beberapa pekan ini sudah berubah menjadi transmisi lokal. Artinya, perluasan dan pertambahan kasus sudah terjadi diantara masyarakat tanpa ada riwayat perjalanan sebelumnya.

BACA:  Dampak Pandemi, Stunting di Sulsel Diprediksi Meningkat 10-15 Persen

Interaksi sosial yang tinggi pada sebagian besar penduduk di Indonesia termasuk Sulsel yang belum diiringi dengan standar pemahaman, sikap dan tindakan yang proaktif terhadap perlindungan penyakit Covid-19. Sebagai pemicu meningkatnya jumlah kasus dari hari ke hari.

Dengan daya tularnya yang tinggi melalui droplet dan ditransmisikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Memerlukan kewaspadaan sepanjang masa. Sehingga meningkatkan standar kualitas hidup warga menjadi prasyarat untuk bisa survive melawan Covid-19.

Standar hidup bersih, secara personal maupun publik memerlukan gerakan bersama seluruh warga masyarakat.

Dukungan infrastruktur, dukungan publik, dukungan instansi dan seluruh simpul simpul masyarakat menjadi kunci terbangunnya kolaborasi yang kuat untuk bersatu padu melawan Covid-19.

BACA:  Adnan Harap Perda Wajib Masker Diikuti Daerah yang Jadi Episentrum Covid-19

Pergerakan semesta pada waktu yang bersamaan di seluruh wilayah dengan kepatuhan dan disiplin yang tinggi terhadap standar penerapan protokol yang baik dan kepercayaan kepada pemerintah adalah kanal terbaik melewati fase puncak pandemik ini.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT