Menyedihkan, PPNI Sebut 23 Perawat Meninggal Dunia Akibat Covid-19 di Indonesia

Gambar Gravatar
Perawat Covid-19
Ilustrasi Perawat Covid-19. Ketua DPP PPNI Harif Fadhillah menyatakan sudah 23 perawat meninggal dunia akibat Covid-19 di Indonesia, Senin (15/06). Foto: Kompas.com

Jakarta, SULSELSEHAT – Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP-PPNI) menyatakan bahwa hingga kini terdapat 23 orang tenaga perawat di Indonesia yang meninggal dunia akibat pandemi Covid-19.

Informasi itu disampaikan Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, S.Kp, S.H, M.Kep, kepada SulselSehat.com, Senin (15/06/2020).

JANGAN LEWATKAN :

“Ada 23 perawat (di Indonesia) dan 1 perawat Indonesia yang bekerja di Kuwait,” katanya.

Harif sangat menyayangkan hal ini terjadi. Menurutnya, kehilangan 1 orang tenaga perawat sama halnya dengan kehilangan kesempatan merawat 1.000 penduduk. Rasio tenaga perawat dengan jumlah penduduk di Indonesia saat ini adalah 10:10.000.

BACA:  Kasus Covid-19 Meningkat, Jeneponto Waspada Klaster Perkantoran

Tenaga kesehatan memang menjadi pihak yang sangat rentan tertular Covid-19 karena bersentuhan langsung dengan pasien yang dirawat.

Banyak dari mereka yang dilaporkan terinfeksi dan positif Covid-19 sehingga harus menjalani perawatan atau karantina dalam waktu yang tidak singkat.

Karena itu, kata Harif, pemerintah harus memprioritaskan keselamatan tenaga kesehatan, khususnya tenaga perawat dalam pelayanan terhadap pasien Covid-19.

“Pemerintah harus sediakan alat pelindung diri (APD) yang layak dan lengkap. Perlu pemeriksaan kesehatan secara berkala dan memberlakukan ritme tugas yang proporsional agar perawat tidak kelelahan bertugas,” jelas dia.

Harif menambahkan, tenaga kesehatan juga perlu didukung dengan memberi tambahan suplemen vitamin dan menciptakan kondisi kerja yang kondusif.

BACA:  Pandemi Covid-19, Dinkes Sulsel Fokus Tekan Angka Stunting di Enrekang dan Bone

“Untuk menjaga motivasi (tenaga kesehatan), kiranya perlu reinforcement positif, dan (realisasi) insentif yang telah dijanjikan (pemerintah),” tambah dosen di Fakultas Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta itu.

PPNI Wilayah

Harif yang terpilih pada Munas PPNI Ke-IX di Palembang 2015 juga mengharapkan pengurus PPNI di setiap wilayah agar aktif mengadvokasi kepentingan anggota di pemerintah daerah masing-masing agar ada kebijakan yang melindungi perawat, utamanya kelengkapan APD di setiap Fasyankes.

“PPNI Wilayah juga perlu aktif mengadvokasi dan melakukan pembinaan anggota di wilayah dan senantiasa berkoordinasi dengan DPP,” tegas dia.

Ia menyebut, PPNI terus menghimbau kepada seluruh anggotanya agar senantiasa disiplin dalam penggunaan APD, termasuk saat melepas APD ketika selesai bertugas agar terhindar dari penularan Covid-19.

BACA:  Kemenkes Salurkan Sejumlah Alkes Penanganan Covid-19 di Gowa

“Patuhi standar, prosedur dan protokol penanganan Covid, selalu update ilmu tentang Covid, dan jangan lupa berfikir positif dalam setiap kondisi,” ujarnya.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT