Bulukumba, SULSELSEHAT — Wabah pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai membuat Kepolisian Sektor Rilau Ale Kabupaten Bulukumba terus terlibat dalam upaya pencegahan.
Selama pandemi Covid-19, Polsek Rilau Ale giat memberikan imbauan, penyemprotan disinfektan, patroli peneguran dan pembubaran warga yang bergerombol agar wabah tidak menyebar.
Kali ini Polsek Rilau Ale menghimbau dan membagikan masker gratis untuk pedagang dan pengunjung yang belum menggunakan masker di pasar Rakyat Swatani Desa Swatani Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba, Selasa 14 Juli 2020.
Tampak Kapolsek Rilau Ale Iptu Amri didampingi Kanit Binmas Iptu Marala, Kanit Sabhara Aipda Syamsul dan Bhabinkamtibmas Desa Swatani Aipda Herman R ikut serta babinsa Desa Swatani melaksakan sosialisasi new normal life di pasar rakyat swatani Kecamatan Rilau Ale yang juga dibarengi dengan pembagian masker gratis.
“Semoga edukasi menggunakan masker ini dapat diikuti seluruh elemen masyarakat, agar meminimalisir dan mencegah serta memutus mata rantai perkembangan Covid-19,” katanya.
“Mari seluruh masyarakat patuhi kebijakan pemerintah demi kesehatan dan keselamatan kita semul,” pungkas Kapolsek Rilau Ale.
Bagi-bagi masker yang dilakukan Polsek Rilau Ale merupakan salah satu langkah dalam mencegah penyebaran virus Covid-19 yang semakin meluas.
Dilansir dari Kompas.com, bahwa saat ini, berbagai negara di dunia telah melakukan langkah-langkah sebagai upaya menegakkan jarak fisik (physical distancing) ini untuk memperlambat penyebaran Covid-19.
Adapun upaya-upaya tersebut di antaranya adalah menghentikan pertemuan publik, menutup ruang-ruang publik, hingga, menutup sekolah, hingga memberlakukan penutupan total wilayah.
Isolasi diri merupakan bentuk dari social distancing, tetapi ada perbedaan penting dari keduanya. Isolasi diri dan karantina bertujuan untuk mencegah orang yang terinfeksi atau orang yang pernah melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi, untuk menularkan virus.
Sementara, social distancing atau physical distancing merupakan langkah yang lebih luas untuk menghentikan perkumpulan orang yang memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi.
Ada alasan yang sangat baik tentang mengapa menjaga jarak menjadi strategi penting dalam mengontrol pandemi Covid-19.
Setiap orang yang terinfeksi virus ini diduga rata-rata menularkan kepada 2-3 orang lainnya dalam tahap awal wabah. Periode inkubasi, yaitu waktu antara infeksi dan gejala diperkirakan adalah sekitar 5 hingga 14 hari.
Jika seseorang terinfeksi dan tetap bersosialisasi seperti biasa, kemungkinan orang tersebut akan menurlarkan ke dua hingga tiga temannya yang kemudian akan menularkan kepada dua hingga tiga orang lainnya.
Sudah ada beberapa bukti yang menjelaskan bahwa tinggal di rumah dan menjaga jarak aman dengan orang lain dapat memperlambat penyebaran dan menghentikan efek domino ini.
Para ilmuwan telah menemukan adanya dua metode potensial untuk mengatasi pandemi ini dengan simulasi populasi di AS dan Inggris.
Pertama, mitigasi, difokuskan hanya pada isolasi mereka yang paling rentan dan mengarantina mereka yang menunjukkan gejala.
Kedua, penekanan, menyertakan semua orang di dalam populasi untuk menerapkan jarak fisik ini. Sementara, mereka yang menunjukkan gejala dan orang-orang di dalam rumah yang sama mengarantina diri sendiri di dalam rumah.
Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.